30. | I promise to you

38.2K 4.5K 1K
                                    

Hallo, Dino-bestie 🦕
Aku datang menemani kalian,
dengan suasana sumuk, 26° yang terasa seperti 34°, joss~

.

2.855 kata untuk Bab ini
tenang, KagenBi bikin adem kok, lagi mode waras dese. Syukurlah, dua-tiga bab ke depan rencana ceritanya memang cukup cemara bagi keluarga inieh ... Ravel perlu kenangan maniezz yha khan~

okidoki, selamat membaca
semoga kalian suka
jangan lupa vote & komentarnya
tetap baik dengan semuanya

thank you so much
with love, 🐷

🌟


30. | I promise to you

"Opa! Katanya masih kangen Vel ya?" tanya Ravel begitu berjalan mendekat.

Arestio Pradipandya segera tersenyum lebar dan membentangkan tangan. Diantara semua kemalangan yang terjadi dalam hidup sang putra, terjaganya keselamatan dan kesehatan sang cucu adalah hal yang paling melegakan. "Memang kangen sama cucu Opa."

"Om Waffa, tolong," pinta Ravel sembari mengulurkan kedua tangan.

Waffa tersenyum, mendekat untuk mengangkat anak sahabatnya itu ke pangkuan Arestio. "Mama minta apa sama Papa, Vel?"

"Mau pipis," jawab Ravel dan perlahan tertawa. "Mama enggak malu, soalnya kalau Papa sakit juga mandinya dibantu Mama ..."

"Kalau Ravel, malu enggak dibantu pipis?" tanya Soraya dengan senyum tertahan.

"Biar enggak malu, Vel bolehnya dibantu sama 10 orang aja kalau mau pipis." Ravel duduk di pangkuan Opanya dan mengacungkan sepuluh jemari. "Mama, Papa, Sus Emy, Opa, Oma Kikin, Tante Dede, Om Esa, Om Waffa, Om Fran, sama Simbok."

"Eh! Simbok itu?" tanya Soraya sembari menatap Kinar.

"Pengasuhnya Kaka waktu kecil ... ketika Papanya Dede meninggal, saya agak kalut jadi tinggalnya sama saya. Kalau Ravel dititipkan kadang diurus juga sama Simbok."

"Sambil dibikinin apem ya, Oma Kikin."

Kinar, Arestio dan Desire seketika tertawa bersama. Esa juga menatap geli, ingat cerita adiknya, "Lyre pernah cerita jajanan pasar di etalase toko kue mana pun enggak doyan, tapi kalau kue apem bikinan Simbok, Kagendra sama Ravel minimal makan dua."

"Kalau pas Kaka yang bawa Ravel ke rumah, tuh kepala dua-duanya langsung noleh ke dapur ... barengan lagi ngomongnya; Simbok bikin apem ya? Kalau pas bikin dikit, beneran rebutan sama orang rumah," cerita Desire membuat Waffa tertawa.

"Emang enak, apalagi pas anget-anget, habis diangkat dari cetakan ... makan pakai teh atau tisane. Aduh, harus balik nih, Bby." Waffa mendecap-decap.

Soraya menatap penasaran. "Apem tepung beras biasa 'kan?"

Kinar mengangguk. "Iya, tapi kalau Simbok pakai essence vanila, terus sebelum mateng penuh dikasih irisan nangka sama daun pandan, wangi banget. Resep keluarga Hadisoewirjo."

"Kaka itu bertahun-tahun sekolah di luar negeri, pulang ke rumah yang diminta pertama kali apem sama teh anget buatan Simbok." Arestio meringis sembari mendekap cucunya. "Bahkan kalau Simbok lagi sibuk ngurus Dede, pulangnya ke rumah Kinar."

REPEATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang