31. | Indikasi, manipulasi

35K 3.7K 1K
                                    

🌤️

Selamat pagi ...

🙈😂

.

Firstly ...
I am so sorry buat kejadian kemarin, enggak bermaksud prank update ... tetapi aku emang kzl udah ngasih alasan kenapa dimajuin update tetep diharepin ada update lagi buat nemenin weekend -_-"

so yeah, wish you all a very happy weekend.

.

3.766 kata untuk bab ini

Thank you so much.

🌟

31. | Indikasi, manipulasi

"Hai, Re ..."
Desire yang pertama menyapa sewaktu Kagendra membawa Lyre ke ruang duduk dengan kursi roda.

Lyre tersenyum pada rekan sesama artisnya itu, yang hampir sepuluh bulan menghabiskan waktu bersamanya untuk syuting serial. "Wow, kamu sama sekali enggak berubah."

Desire mengulas kekehan tawa. "Thanks to you, karena terus memotivasiku untuk perawatan, hobi smoothies, yoga atau pilates every weekend."

"Aku yang memotivasi?" Lyre agak bingung.

Kinar yang kemudian menyahut. "Karena beberapa kali waktu kalian ngemall, justru Dede yang dikira lebih tua dari kamu, Re ... hahaha."

"Kaka belum kasih kamu kaca apa gimana?" tanya Desire lalu menyodorkan kamera depan di ponselnya. "Bahkan dengan muka pucat dan kepala diperban, kamu masih kelewat flawless."

Lyre memperhatikan pantulan wajahnya di layar ponsel tersebut. Ia memang tidak terlihat buruk dan meski agak berbeda, tetapi di segala sisi wajahnya masih kencang sekaligus mulus. "Aku dari dulu sudah yakin, estetika wajah bakal jadi habit bagi sebagian besar perempuan." Lyre kemudian menoleh pada Kagendra yang duduk di sampingnya. "Aku jelas memanfaatkan uangmu dengan baik."

"Sure you are," balas Kagendra.

Desire dan Kinar saling pandang sebelum sama-sama tertawa. Ini kali pertama Lyre mengungkapkan hal semacam itu di hadapan mereka.

"Ng, apa aku mengatakan sesuatu yang kurang pantas?" tanya Lyre dengan agak kikuk. Bagaimana dia di hadapan keluarga Kagendra ini?

Desire menggeleng, menurunkan ponsel dan menyimpannya kembali di saku. "Enggak, cuma kamu yang dulu terkesan biasa aja punya anugrah wajah secantik itu."

"Aku sebenarnya lega wajahku begini, jadi enggak repot dandan ... cuma dari beberapa foto di ponsel Kage—"

Ekhem!
Kagendra berdeham pelan untuk mengingatkan istrinya. Lyre mengerjapkan mata dan tersadar. "Oh, maksudku ... dari beberapa foto di ponsel Mas Ndra, aku kayak all out banget berpenampilan."

"Oh iya, memang ... Mama yang ajari kamu, Re ..." ucap Kinar dan terkenang saat-saat pertama menemui Lyre. "Kamu itu cantik banget, tapi style berpakaian sekenanya. Bukan enggak cocok, tetapi setelah diajari padu padan yang tepat memang penampilan kamu semakin mempesona."

"Mama dulu seneng banget tiap new season, apalagi dari winter ke spring, langsung  semangat nyuruh kamu coba-coba selected item," ungkap Desire dan Kinar tertawa gembira.

Sama sekali tidak ada ingatan tentang keseruan yang diungkapkan itu. Lyre bahkan sudah berkonsentrasi dengan sangat serius.

Kagendra menyadari tindakan sang istri dan mengingatkan, "Re, enggak boleh memaksakan diri."

REPEATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang