24. | Menjatuhkan hati

40.7K 4.6K 1.3K
                                    

Hallo, bestie-nya KagenBi
aku datang lagi, dengan bab baru cerita cinta Papa-Mama Ravel yang ada aja masalahnya~

.

3.892 kata
iya, kalian enggak salah lihat
tiga ribu delapan ratus sembilan puluh dua kata, aku cemungudh, kalian juga cemungudh ya untuk vote dan commentnya, heuheuheu

selamat membaca
semoga suka
don't forget to choose kind
and
thank you so much

🌟

24. | Menjatuhkan hati


Desire kembali ke ruang rawat Lyre, mengecek bahwa Ravel cukup pulas dan memperhatikan dari pintu, Kagendra begitu hati-hati membetulkan lengan Lyre mendekap sebuah bantal.

Selama hampir lima menit, Kagendra juga hanya terdiam memandangi Lyre yang tidur. Desire harus berdeham hingga kakak sepupunya itu mau beralih perhatian. "Waffa bilang, kamu mau ngomong sama aku."

Kagendra mengangguk. "Tunggu di ruang duduk."

"Okay," ucap Desire tanpa beralih, melihat Kagendra membungkuk dan mencium pipi Lyre lembut.

Kagendra menegakkan tubuh dan berbalik, agak kaget mendapati adik sepupunya masih memperhatikan, ditambah ada cengiran kekanakan yang sengaja diperlihatkan kepadanya. "Apaan?"

"Nothing, just sweet," komentar Desire singkat dan mendahului ke ruang duduk.

Kagendra menyusul dengan membawa komputer tablet Lyre. Duduk di samping Desire dan mengulurkan perangkat elektronik tersebut.

"Kenapa, Ka?" tanya Desire, menerima barang yang diulurkan dan segera memeriksa. "Enggak ada yang rusak kok."

"Memang enggak, tapi aku mau kamu salin data-data pekerjaan dan data-data pembelajarannya Ravel ke komputer tablet baru. Bikinin e-mail baru juga untuk Lyre."

Desire menyipitkan mata. "Kenapa?"

"Supaya kalau Lyre mulai cari-cari tahu nanti bisa fokus aja ke pekerjaan dan materi pembelajarannya Ravel."

Desire lebih dulu nenunduk pada perangkat elektronik di pangkuannya, memeriksa setiap folder, setiap unduhan dan data-data email terakhir Lyre. Ketara ada banyak sekali file yang sudah dihapus. "Kamu sebenarnya mau ngapain, Ka?"

"Membetulkan situasi di sana-sini, Waffa juga udah aku suruh bersihin jejak rencana perceraian itu. Semua komputer dan laptop di rumah mulai diberesin, tinggal yang di sini sama di kantor kamu."

"Say it to me first, that you love her."

"Jangan mulai." Kagendra memperingatkan.

Desire meletakkan komputer tablet itu ke meja dan bersedekap. "Aku enggak akan bantu sampai jelas tujuan kamu apa, sampai yakin soal perasaanmu ... Lyre udah terlalu sabar dan—"

"Lyre terlalu sabar?"

"Lyre terlalu sabar dan kamu terlalu mencurigakan ... so let's make this clear. Apa tujuan kamu?"

Kagendra menghela napas panjang. Adik sepupunya memang bukan tipe yang akan langsung dan suka rela menurut begitu saja. Ia memang harus mengaku, "Aku mau Lyre menjadi istri yang seharusnya dan pernikahan kami lebih baik dari yang sebelumnya."

"Kalau mau begitu, kamu yang lebih dulu berproses jadi suami yang seharusnya. Pernikahan bergerak ke arah yang baik atau buruk bergantung dari pemimpinnya."

REPEATEDWhere stories live. Discover now