BAB 37

3.3K 351 115
                                    

--- Beauty In The Dark ---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--- Beauty In The Dark ---

***

Kilas balik di saat Wangyi dan Sean keluar dari hutan.

Cahaya aram mulai menampakkan diri tatkala fajar menjemput datangnya pagi. Matahari mulai merangkak naik dari cakrawala diiringi oleh kicauan burung-burung.

Akan tetapi suara merdu mereka terusik oleh alunan musik rock yang terdengar dari mobil pick up yang melintas di jalan raya di tengah hutan. Seorang pria bertato tengkorak, dan rambut panjang terikat, tengah asyik bernyanyi mengiringi lagu yang diputar dengan suara keras.

Namun kesenangannya terhenti saat melihat ada seseorang yang tergeletak di tengah jalanan dengan posisi telungkup di atas aspal.

Ban mobil berdecit ketika berhenti secara tiba-tiba. Pria itu mengerutkan kening melihat sosok yang tergeletak di tengah jalan. "Siapa orang itu? Apa dia sudah mati?"

Pria itu keluar dari mobil dan sengaja tidak mematikan mesin. Dengan hati-hati ia berjalan mendekati sosok yang tergeletak di atas aspal.

Baju serba hitam membungkus tubuh orang yang tergeletak tersebut. Ketika ia hendak berjongkok untuk melihat keadaan orang itu, tiba-tiba ia merasakan ada seseorang di belakangnya.

Pria bertato itu menoleh ke belakang, suara terkesiap meluncur dari mulutnya saat melihat seorang pria menyeringai kepadanya. Belum sempat bereaksi, sebuah benda tajam sudah menusuk lehernya beberapa kali.

Beberapa detik kemudian, pria itu pun langsung roboh dan tak sadarkan.

Sean yang tadinya berpura-pura tergeletak di aspal terkejut melihat pria itu terbunuh oleh Wangyi.

"Kenapa kau membunuhnya, Sir?"

Wangyi mengusap pisau bedahnya yang terkena darah ke pakaian pria bertato. Ia tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Sean.

Setelah memasukkan pisau bedahnya kembali ke saku, ia segera menyeret pria bertato ke dalam hutan.

Sean hanya terdiam melihat Wangyi menyeret pria bertato ke dalam hutan. Ia menoleh menatap mobil yang mesinnya masih menyala. Bisa saja ia kabur dengan mengendarai mobil tersebut, tetapi ia tidak bisa. Sean harus menyelesaikan rencananya.

"Masuk ke dalam mobil."

Suara berat dan dingin menyentak Sean dari pikirannya. Ia segera masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang.

"Kau sudah siap, My dear?" tanya Wangyi yang berubah manis seraya menyentuh pipi Sean dengan menggunakan jemarinya.

Sean menghindari sentuhan itu dan menjawab. "Aku tidak ada pilihan lain, bukan?"

Tawa renyah Wangyi membahana. "Good boy."

Sean mengeratkan rahang lalu segera memakai seatbelt-nya.

Mobil melaju dan suara musik rock itu tak terdengar lagi, digantikan dengan musik rap.

Beauty In The Dark (Yizhan) END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang