Yibo tiba di apartemen lama Zhan yang berdebu. Rasanya baru sebentar ia
meninggalkannya, dan semua yang ada di sana seolah telah menjadi asing.
Lelaki itu menatap satu per satu barang di dalam apartemen yang
mengingatkannya kembali pada sang kekasih. Kandang burung yang dulu digunakan Zhan saat
pertama kali mengambilnya yang berwujud kelinci di jalan, ruang makan di mana Zhan
biasa memasak dan mengiris wortel untuk menjadi camilannya, ruang tamu di mana ia
dan Zhan seringkali menghabiskan waktu menonton dengan berpangkuan di sana, dan
ranjang hangat tempat mereka menghabiskan malam-malam panas bersama.
Yibo menghela napas dan menatap sekitar. Ia mengambil salah satu foto Zhan di nakas dan berbaring di ranjang yang sebelumnya telah ia bersihkan.
Berada di dunia sana membuatnya dengan cepat melupakan sosok manusia yang dicintainya itu, dan Yibo sungguh merasa sangat bersalah.
Ia selalu membenci hati dan pikirannya yang seolah melupakan keberadaan Zhan dan mulai mengikuti hasrat untuk memikirkan Sean.
Ia membenci kenyataan bahwa dalam hidupnya kini, pembunuh yang merenggut
Zhan dari sisinya juga akan mendapatkan tempat istimewa Zhan di hatinya.
Ia membenci bahwa ia dengan mudah memaafkan lelaki yang entah bagaimana memiliki semua kesamaan fisik Zhan. Tubuhnya, suaranya, gerak geriknya, bahkan
wajahnya.
"Zhan ... aku tidak bermaksud mengkhianatimu, sungguh ...." Yibo memeluk foto manusia kesayangannya itu dan mulai terisak. "Aku juga tidak mengerti bagaimana bisa
aku merasakan kehadiranmu dalam diri Sean. Padahal dia adalah alasan kenapa kau akhirnya pergi meninggalkanku."
Yibo memeluk erat foto di dadanya dan menangis dalam diam.
..
"Aku ingin ke dunia manusia."
Nan Feng hampir menjatuhkan laporan perkembangan keadaan pasca perang di atas mangkuk sup jika saja dayang di sana tidak cepat-cepat menangkapnya.
"Apa yang Anda katakan, Yang Mulia? Itu tidak mungkin, apalagi dengan kondisi Anda saat ini ...." Mengabaikan laporan yang akhirnya dipegang para dayang, Nan Feng melihat Zhan yang bergeming, bulat akan keputusannya.
Jenderal itu menghela napas, sejak dulu Sean selalu kokoh jika sudah mengambil keputusan, dan meski telah menjalani kehidupan sebagai manusia yang harus mengalah, pada akhirnya sikap ini tetap menjadi karakter kuat seorang Sean Xiao Zhan. Jadi Nan
Feng tidak punya jalan lain selain mengalah pada satu-satunya pewaris Kerajaan Xiao itu.
Pada dasarnya, Sean Xiao Zhan adalah raja setelah orangtuanya meninggal. Hanya saja, karena seorang Omega, maka Sean tidak dapat naik tahta. Meski menguasai Kerajaan
Xiao, dia hanya akan dikenal sebagai pangeran saja. Setelah menikah nanti, barulah suaminya akan dikenal sebagai raja Kerajaan Xiao.
"Baiklah, Yang Mulia akan pergi ke mana?"
Zhan tersenyum setelah permintaannya disetujui. "Toko bunga, aku ingin
bernostalgia ke sana. Aku tahu setelah melahirkan nanti, mungkin aku tidak bisa lagi ke sana. Jadi aku ingin ke sana untuk yang terakhir kalinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Golden Light [Yizhan] tamat
FanfictionWang Yibo adalah seorang vampir yang turun ke bumi untuk mendapatkan golden light demi menyelamatkan nyawa tunangannya yang terkena kutukan. untuk menemukan si pembawa golden light, Yibo menyamar menjadi seekor kelinci yang justru mempertemukannya...