CHAPTER 34 ~ Hati yang bingung

1K 105 6
                                    

"Yibo."

Seorang lelaki yang sedari tadi menatap ke jendela kamarnya yang terletak di


tengah salah satu menara tinggi di Kerajaan Wang menoleh dan tersenyum mendapati


balita dalam gendongan kakaknya dan calon pasangan barunya.


"Jadi, kalian akan memberi dia nama siapa setelah menikah?" Yibo mengambil balita dalam gendongan sang kakak dan mengecup pipi bulatnya.


"Luhan memberinya nama HunHan."

Yibo tertawa. "Serius? Klasik sekali."


"Klasik? Maksudmu?" tanya Sehun tidak mengerti.

"Ayolah, siapa pun paham, bahwa Hunhan adalah gabungan nama kalian berdua, Sehun dan Luhan, iya, 'kan?" tanya Yibo melihat sang kakak yang hanya diam dengan wajah masih kebingungan. "Yah, semua orang kecuali kakak sepertinya."

Sehun terkejut dan segera menoleh pada Luhan yang hanya diam di sampingnya.

"Benarkah itu?" tanyanya yang dianggukkan Luhan dengan wajahnya yang sedikit memerah.


"Astaga, aku baru tahu ...." Sehun menutup mulutnya demi menyembunyikan rona merah


yang kini menghiasi wajahnya juga.


"Astaga, kalian menyebalkan! Pergilah bermesraan di tempat lain!" Yibo menatap keduanya kesal saat Hunhan justru tertawa melihat para orang dewasa ini.

"Tapi Luhan, kenapa kau


mau menikah dengan kakakku? Meski di sini tidak ada batasan menikah dengan gender mana pun, aku tidak menyangka bahwa kau penyuka sesama jenis, terlebih kau


membenci bangsa vampir, 'kan?"


Luhan mengangguk. "Ng, awalnya aku hanya menyukai kakakmu saja, tapi


perlahan, kebencianku mulai hilang setelah aku berada di sini dan mengenal bangsa kalian. Terlepas dari apa status dan ras-nya, kehidupan kalian semua sama seperti


manusia pada umumnya. Kalian memiliki hati, perasaan, dan kasih sayang."


Sehun tersenyum, satu tangannya meraih pinggang Luhan dan membuat lelaki itu kini berhadapan dengannya.

"Aku juga menyukaimu. Ah tidak, aku mencintaimu."


"Aku juga ...," bisik Luhan menundukkan wajah dengan senyum yang berusaha ia tahan.


"Baiklah, berhenti bermesraan di depanku, kalian menyebalkan, bukan hanya Hua Cheng yang tiba-tiba mengumumkan pertunangannya, kalian juga melakukan hal yang


sama. Apa selama aku berperang kalian malah asik pacaran?" Yibo memberikan Hunhan pada Sehun yang hanya tersenyum menanggapi wajah kesal adiknya.

"Yibo, apa kau tidak mau berkunjung ke Kerajaan Xiao? Mungkin saat ini pangeran Zh--maksudku Sean sudah sadarkan diri." Sehun melihat sang adik yang wajahnya berubah murung.


"Tidak, aku akan menunggu undangan resmi saja." Yibo kembali duduk di meja kerjanya di mana di depan sana, beberapa laporan tentang dampak peperangan terlampir bertumpuk-tumpuk.


Sehun dan Luhan saling menatap, keduanya mengangguk sebagai tanda sepakat agar membiarkan Yibo memikirkan sendiri apa yang akan dilakukannya kini.


"Baiklah, kami akan pergi, aku ke sini hanya ingin memberitahukan padamu bahwa keadaan ayah telah membaik, dan dia memintamu untuk pergi menemuinya."

Sehun melihat pada Yibo yang mengangguk.

"Aku akan ke sana sebentar lagi."

"Baiklah." Sehun dan Luhan lalu pergi bersama balita Hunhan yang melambaikan


tangannya pada Yibo yang tersenyum membalas balita yang ia tahu bukan anak kandung kakaknya itu. Hanya saja, memiliki anak itu sejak bayi, membuat mereka tidak bisa

The Golden Light [Yizhan] tamatحيث تعيش القصص. اكتشف الآن