CHAPTER 33 ~Perang

878 119 13
                                    

"Yibo!"
Sehun berlari menuju sang adik yang datang melompat ke tengah pasukan
prajurit Kerajaan Wang.

"Di mana Ayah?" tanya Yibo menepi untuk memberi instruksi pada salah satu prajurit khususnya yang bergegas membawakan jubah perang dan pedangnya.

"Ayah terluka, Muqing menggunakan ilmu pengendalian untuk membuat
beberapa prajurit kita berbalik melawan Ayah."

"Cih! Ilmu hitam murahan itu benar-benar menjadi andalannya."Yibo menatap ke sekitar dan meminta komandan pasukannya mundur sejenak untuk memberi instruksi.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Sehun terlihat kelelahan.

Bagaimanapun, ilmu pengendalian Kerajaan Wen memang menjadi hambatan yang sangat menjebak, beberapa kali Sehun salah mengira bahwa prajuritnya yang telah
dikendalikan adalah teman.

"Kita harus waspada. Aku akan mengatur pasukan dan menyerang Muqing agar dia tidak lagi menggunakan trik murahannya itu. Kakak cari Qirong dan lumpuhkan
dia." Yibo melihat prajurit khususnya yang membawakan jubah dan pedang.

Dengan cepat Yibo melompat ke atas pedang yang dengan kekuatannya melayang hingga memungkinkan Yibo melihat ke dalam arena pertarungan yang luas dan mengetahui situasi lawan. Segera setelah meneliti, ia turun dan memberi perintah pada para
pasukan yang masih berjaga.

"Kak Sehun, Qirong ada di selatan
Aku akan ke barat di mana aura pengendalian ini begitu terasa." Yibo menatap Sehun yang mengangguk dan segera menuju selatan bersama para pengawalnya, sedang Yibo sendiri melesat ke barat di mana ia merasakan
aura Muqing sama seperti yang ia rasakan saat raja Kerajaan Wen itu menyerang villa Hua Cheng.

Yibo yang tengah menuju Muqing sempat melihat kuda putih Sean yang berhenti.

Ia melihat Sean dan Nan Feng tengah membicarakan sesuatu. Tidak lama kemudian Sean segera mengerahkan kekuatannya untuk membangun kembali tembok perbatasan yang
telah separuh lebih hancur.

Yibo baru saja akan meneruskan terbang menuju barat saat dirasakannya keberadaan Muqing di dekat sana, dan benar saja, sebuah ledakan besar terjadi persis di
belakang Sean yang tengah berkonsentrasi memperbaiki gerbang perbatasan.

Yibo diam di atas pedangnya saat dilihatnya Nan Feng menahan serangan yang ternyata berasal dari pasukan kerajaan Nie itu dengan membentuk array di sekitar tubuh Pangerannya. Sepertinya perbaikan gerbang membutuhkan semua tenaga Pangeran Sean hingga ia kesusahan untuk melindungi dirinya sendiri.

Yibo masih diam melihat sampai ia mendapatkan sosok Muqing yang
bersembunyi di antara para prajurit itu, mengendap dan berusaha lebih dekat dengan posisi Pangeran Sean yang dilindungi array yang menipis seiring lemahnya pertahanan
Nan Feng yang sibuk melawan pasukan yang dikendalikan itu.

Seperti dugaan Yibo, Muqing tidak akan menyerang dengan terang-terangan. Raja culas itu akan memilih jalur belakang untuk mendapatkan kemenangan.

Nan Feng dan semua prajurit masih sibuk saat Sean masih berkonsentrasi mengerahkan kekuatannya
untuk membangun kembali rangkaian sihir yang digunakan di serpihan bangunan gerbang perbatasan.

Meski terlihat seperti tembok tebal dan besar yang biasa berada di
dunia manusia, sejatinya gerbang perbatasan ini dibangun dengan sihir yang kuat dan
mendetail, di mana hanya Sean seorang saja yang dapat memperbaikinya setelah dulu, sang ayah yang membangun tembok itu akhirnya wafat.

Yibo segera turun dan menerjang Muqing yang hampir berhasil menebaskan pedang ke punggung Sean untuk mencegah Pangeran kerajaan Xiao itu memperbaiki gerbang yang telah dengan susah payah ia hancurkan meski menelan banyak sekali
nyawa prajuritnya.

The Golden Light [Yizhan] tamatWhere stories live. Discover now