CHAPTER 1 - Pertemuan

3.4K 354 57
                                    

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.




=== THE GOLDEN LIGHT===



Malam telah larut saat seorang lelaki berjalan menuju ke apartemennya. Langkahnya yang terlihat lunglai akan membuat siapa pun menyangka bahwa ia baru saja mengalami hal buruk, dan memang begitulah adanya, karena malam ini, untuk kesekian kalinya, ia diputuskan gadis yang baru seminggu yang lalu menyatakan ingin menjadi kekasihnya.

Sebuah helaan nafas terdengar bersamaan tubuhnya yang ia dudukkan di sebuah bangku panjang di sisi jalan, sejenak merenung kembali bagaimana nasib yang sama terus menerus menimpanya.

Sebenarnya, lelaki ini adalah tipikal lelaki baik yang memandang semuanya dengan lurus. Karenanya, ia selalu menerima siapapun gadis yang menyatakan cinta dan berniat menjadikannya kekasih.

Tapi, secepat itu mereka menyatakan suka, secepat itu juga gadis-gadis itu pergi meninggalkannya. Lelaki yang tahun ini akan berumur tiga puluh itu merasa begitu dipermainkan takdir karena sampai saat ini ia tidak juga memiliki seseorang yang dengan tulus mau berada di sisinya.

Kalian tahu apa paling membuat dadanya sesak?! Adalah kenyataan bahwa gadis-gadis itu pergi setelah mengambil keuntungan darinya! Benar! Seringkali ia diputuskan setelah dimintai uang, dan ini bahkan telah terjadi lebih dari lima kali.

Xiao Zhan kesal setengah mati pada bagian itu, dia bekerja keras mengumpulkan uang, hidup dengan hemat, sangat hemat! Bahkan ia hanya berbelanja jika ada barang diskonan, tapi, karena rasa kasihan dan rasa tidak tegaan, ia ditipu begitu saja.

Helaan nafas yang kedua kalinya terdengar, lelaki itu menerawang langit dimana sebagian bintang terlihat berkilau dengan sempurna karena pencahayaan lampu jalan yang begitu minim.

“Tuhan, apa Kau membenciku? Setidaknya kirimkan padaku seseorang yang akan setia mencintaiku, dan selalu bersedia berdiri di sisiku.” Lelaki itu menatap memelas, tatapannya menyapu setiap sudut langit, seolah benar-benar berharap akan ada suara dari atas sana yang menjawab kegundahan jiwa jomblonya.

Namun, berapa lama pun ia menunggu, hanya desiran angin musim gugur yang menjawab hingga membuatnya semakin menggigil kedinginan, beberapa serbuk bunga bahkan masuk ke matanya dan membuatnya menangis pedih.

“Tuhan, kau sangat nakal, aku hanya meminta seseorang, aku bahkan tidak akan protes sekalipun kau mengirimkan malaikat laki-laki sekalipun....” si lelaki bergumam tanpa sadar sembari mengusap matanya. Mungkin ia juga tidak menyangka bahwa detik itu, malaikat yang kebetulan lewat telah mengaminkan do’anya.

Desahan nafas ketiga terdengar, si lelaki memeluk tas ransel merahnya erat demi meringankan hawa dingin. Sungguh akan lebih nyaman berada di dalam rumah yang hangat dengan secangkir teh hangat sembari menonton drakor kesukaannya, hanya saja, kakinya malas beranjak, kegelisahan hati ini membelenggunya hingga hampir sekarat.

The Golden Light [Yizhan] tamatNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ