CHAPTER 4~ Perayaan Ulang tahun

1.9K 289 45
                                    

Sehari sebelumnya

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Sehari sebelumnya.

Hari dan bulan berlalu dengan cepat. kehadiran kelinci berbulu putih di kamar apartemennya membuat pikiran Zhan pada rasa sakit hatinya karena putus cinta atau pada nasibnya yang kurang beruntung menjadi teralihkan, Setiap hari, lelaki itu akan pulang cepat dari toko bunganya untuk menyapa si kelinci yang kini semakin sehat dalam perawatannya.

Sore ini, Zhan pulang lebih awal dengan dua kantung belanja besar yang membuatnya hampir kesulitan berjalan. Kelinci Yibo yang melihat kedatangan manusia yang belakangan menjadi favoritnya itu berdiri saat Zhan berseru menyapanya seperti biasa. Senyum merekah di wajah berbulu si kelinci.

"Hallo, Bunny, apa kau sudah lapar?" Zhan dengan susah payah menaruh dua kantung belanjaan itu ke meja makan kecil di sana dan mendekati kandang si kelinci untuk membukanya. Wajah lelaki itu semakin semringah saat melihat betapa sehatnya si kelinci saat ini.

Makhluk berbulu itu dengan tenang berada dalam pelukannya yang kembali berjalan ke arah dapur, meletakkan kelinci yang dipanggilnya Bunny ke meja lalu mengambil wortel segar dan mencucinya.

"Bunny, besok aku akan berulang tahun." Zhan yang kini mengambil pisau dan mengiris wortel memanjang untuk diberikannya pada si kelinci tersenyum saat makhluk berbulu itu seolah terdiam, sejenak lalu menerima wortel dari Zhan dan mulai menggeligit dengan dua gigi kelincinya yang membuat Zhan semakin gemas.

"Astaga, lihat dua gigi kelincimu itu, kau sangat menggemaskan."

"Ya, lihat siapa yang berbicara." Kelinci Yibo melihat sejenak pada lelaki di depannya yang merebahkan kepala di kedua lengan yang ia lipat di meja, membuat kepala lelaki itu kini sejajar dengan tubuh kelincinya yang berdiri di meja.

"Bunny, apa kau kesepian?"

Kelinci Yibo berhenti mengunyah, kini ia duduk dengan pantat berbulunya dan menatap pada manusia di depannya yang belakangan menjadikannya tempat curhat. Lelaki itu, Xiao Zhan selalu menceritakan segala sesuatu tentang kehidupannya pada Yibo, tentang bibinya yang telah meninggal, tentang rasa penasaran akan siapa sebenarnya orang tuanya, dan tentang betapa sering ia mengalami kegagalan dalam menjalin hubungan karena semua gadis itu seolah hanya memanfaatkannya.

Awalnya Yibo sungguh sangat terganggu, mendengarkan curhatan lelaki itu hampir setiap hari hampir membuat gendang telinga kelincinya yang sensitif itu seakan hampir pecah. Belum lagi tindakan senonoh manusia ini yang menyentuh dan mengekspos bagian tubuhnya dengan leluasa, baiklah, hampir semuanya tertutup bulu, hanya saja, Yibo tetap merasa ia tengah telanjang saat ini.

Ia, seorang pangeran vampir yang ditakuti semua orang di kerajaannya, diperlakukan bagai boneka oleh lelaki imut yang terus saja tanpa lelah mengatakan dia imut, sungguh menyebalkan.

Akan tetapi, setelah hampir tiga bulan bersama lelaki ini, Yibo mulai terbiasa pada rutinitas yang awalnya terasa menyebalkan itu. Pada jemari lentik lelaki itu yang selalu saja mengusap dan membelainya, juga curhatannya tentang segala hal. Yah ... berkat hal itu juga, Yibo lebih bisa mengenal siapa manusia bernama Xiao Zhan ini sebenarnya.

The Golden Light [Yizhan] tamatOù les histoires vivent. Découvrez maintenant