56; semangat bertarung

107 17 4
                                    

Murong Yun Yue dibawa masuk ke Istana Timur milik Putra Mahkota, saat dia masuk, para pelayan berbaris rapih, mereka semua memberi hormat, Murong Yun Yue mengangguk, dia memberi isyarat pada Ruo Qiu untuk membagikan kantong berisikan uang dan permen di dalamnya pada mereka, mereka semua berterima kasih lagi.

Tak lama setelah Murong Yun Yue selesai membersihkan tubuhnya, dia keluar dan dikejutkan oleh Li Yi Feng yang tengah duduk sambil membaca buku di atas ranjang, Murong Yun Yue mematung di tempatnya, rambutnya yang masih basah tersampir di bahunya, dia terdiam sejenak, merenung apakah dia harus melangkah mendekati Li Yi Feng atau dia kembali ke ruang mandi, tapi sebelum dia bisa memutuskan apapun, Li Yi Feng sudah mengangkat kepalanya, tatapan keduanya bertemu, Murong Yun Yue merasakan pipinya memanas, dia meremas tangannya gugup,

"Yang Mulia!" Panggilnya, berjalan kearah Li Yi Feng dan duduk di sebelahnya, "dimana para pelayan?" Murong Yun Yue mencoba berbasa-basi untuk meredakan rasa gugupnya, dia mengambil kain dan mulai mengeringkan rambutnya secara hati-hati, Li Yi Feng berdehem,

"Mereka ada di luar." jawab Li Yi Feng, dia melihat Murong Yun Yue yang terus mengeringkan rambutnya, "berikan itu padaku."

Murong Yun Yue duduk dengan kaku saat Li Yi Feng mengambil kain dari tangannua dan mulai mengeringan rambutnya.

Murong Yun Yue mengerutkan kening merasakan bagaimana Li Yi Feng mengeringkan rambutnya dengan cara agak kasar, dia menarik kepalanya,

"Tidak usah, Yang Mulia, biar ku keringkan sendiri saja," katanya mengambil kembali kain itu dan mulai mengeringkannya dengan sabar dan telaten, Li Yi Feng menatap gadis dihadapannya lalu melirik kearah lilin merah dekat ranjang, dia berdehem,

"Yue'er, ini adalah malam pernikahan kita," ujar Li Yi Feng berbisik, Murong Yun Yue mencoba yang terbaik untuk tidak bereaksi apapun, Li Yi Feng menyentuh rambut halus Murong Yun Yue, dia menerka kalau alasan mengapa rambut gadis ini begitu halus dan cantik karena Murong Yun Yue selalu sangat telaten merawatnya.

Li Yi Feng memegang dagu Murong Yun Yue, mengangkat wajahnya agar mata keduanya bisa saling memandang, Murong Yun Yue menelan ludahnya gugup, dia tak ingat tentang malam pertamanya bersama Dongfang Ming De, dan sekarang dia harus menghadapinya bersama Li Yi Feng.

Li Yi Feng melihat betapa gugup istrinya itu, matanya melembut, dua mengelus pipi Murong Yun Yue perlahan-lahan, lalu turun ke lehernya dan bahu gadis itu, mencoba meredakan rasa gugup gadis itu. Dia tetap menatap mata Murong Yun Yue, sedetik kemudian matanya terarah ke wajah Murong Yun Yue yang tanpa riasan apapun, Murong Yun Yue sangatlah cantik, bibir semerah ceri, hidung mancung dan wajah sehalus buah bersik, mata hitam tajam membuat darah banyak laki-laki berdesir mencoba untuk menaklukannya, pantas banyak laki-laki mengingini dia, mulai dari mantan tunangannya Dongfang Ming De, Perdana Menteri Xu Fei Hong, Jenderal muda Shen bahkan sampai Ouyang Shao Chen, pria yang lebih mencintai dunia medis juga menginginkan dia.

Murong Yun Yue bagai terhipnotis, Li Yi Feng mendekatkan wajahnya, sedetik kemudian bibir keduanya bersentuhan, polos, hanya saling merasakan betapa lembutnya bibir masing-masing, tak lama ciuman itu berubah panas tanpa sadar tirai merah tertutup dan malam pertama mereka di mulai.

***

Murong Yun Yue terbangun oleh suara bisik-bisik dari luar kamar, dia membuka matanya, yang pertama kali dilihat adalah Li Yi Feng yang tengah membaca buku, pria itu tersenyum lembut padanya membuat gadis itu mengerjab tanda kebingungan,

"Kau sudah bangun?" Li Yi Feng membantu Murong Yun Yue untuk duduk, Murong Yun Yue merasakan persendiannya sakit, apalagi bagian bawah tubuhnya, tapi meskipun sakit, tubuhnya terasa segar dan tak lengket, dia samar-samar mengingat pria itu menggendongnya untuk membersihkan badan, dan memakaikan pakaian untuknya, untung saja Li Yi Feng melakukannya dengan baik, "tubuhmu baik-baik saja? Ada yang sakit?"

Murong Yun Yue merasakan panas menjalar di wajahnya, dia melotot pada Li Yi Feng,

"Dasar tak tahu malu!" Bisiknya, bukannya marah Li Yi Feng malah tertawa terbahak-bahak, ini adalah pertama kalinya Murong Yun Yue melihat pria sedingin gunung es itu tertawa, dia semakin malu dan melempari pria itu dengan bantal,

"Yang Mulia, anda sudah bangun?"

Suara dari luar memanggil, Murong Yun Yue terdiam sejenak, Li Yi Feng juga berdehem,

"Masuklah!"

Para pelayan masuk kedalam kamar mereka, membawa pakaian dan sarapan pagi, Ruo Qiu dan Ruo Mei berjalan bersama dua orang pelayan istana tua, yang langsung memberikan ucapan selamat pada Murong Yun Yue dan Li Yi Feng, Ruo Qiu dan Ruo Mei lalu membantu Murong Yun Yue berdiri dan pergi untuk membersihkan tubuhnya, kedua pelayan tua tadi melihat ke arah ranjang, Li Yi Feng yang mengertipun memberikan keduanya izin untuk menginspeksi ranjang itu, keduanya mengambil kain putih di tengah-tengah ranjang, yang sudah diwarnai oleh noda darah, lalu berlutut dan memberikan selamat lagi, dan keduanya pergi setelah Li Yi Feng memberikan keduanya kantong berisikan uang.

Murong Yun Yue keluar dengan mengenakan pakaian khas Putri Mahkota, rambutnya tergerai bebas, dia dituntun untuk duduk di depan cermin perunggu, Ruo Qiu dengan telaten mulai menata rambutnya, dia mengangguk saat Ruo Qiu menunjukkan setiap riasan rambut yang akan dipakai di kepalanya, Ruo Mei hampir bersorak karena baru kali ini Nona mereka setuju memakai banyak jepit rambut, biasanya wanita itu akan sangat keras kepala jika diminta untuk memakai lebih banyak perhiasan, tapi kali ini, semangat bertarung Murong Yun Yue sangat tinggi, dia akan memberikan teh di upacara pemberian teh hari ini sebagai menantu pada mertuanya, dan dia ingin menjadi yang paling bersinar diantara semua perempuan, Permaisuri bermarga Ma, Ibu Suri juga bermarga Ma, hanya dia yang bermarga Murong, tentu saja dia ingin menjadi yang terbaik disana, dia tidak perduli tentang perasaan mertuanya, karena mertua aslinya, Permaisuri Wang, Ibu kandung Li Yi Feng sudah meninggal, kedua wanita bermarga Ma tak memiliki hubungan dengannya sama sekali.

"Putri Mahkota niang-niang sangat cantik!" Ruo Mei memuji, Ruo Mei memberikan kertas pewarna bibir pada Murong Yun Yue, wanita itu memakainya dengan telaten, Ruo Mei memberikan pemerah pipi sedikit, dan membiarkan Murong Yun Yue melukis alisnya sendiri,

"Bagaimana menurut Putra Mahkota?" tanya Murong Yun Yue, Li Yi Feng yang sedari tadi mengamatinya mengangguk, tapi kemudian dia mengambil kuas dari tangan Murong Yun Yue, memasukannya ke tinta merah, dan mulai menggambar bunga di dahi Istrinya, setelah selesai semua orang terkesiap.

Putri Mahkota mereka sangat cantik!

Surga! Bahkan kecantikan selir-selir di harem Kaisar tidak akan bisa dibandingkan oleh kecantikan milik Putri Mahkota!

Pantas saja Putra Mahkota sangat keras kepala dan ingin menikahi Putri Mahkota, tentu saja kecantikan dan auranya sangat mempesona dan berkilau!

Zhang Guo GongzhuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang