Rejection

80 9 0
                                    

10.00 am

Mbak Nunik terlihat sangat sibuk di meja kasirnya, Brixie resto cukup ramai pengunjung saat itu, Silvyana menghampiri meja yang sedang di duduki Ken dan Ryo untuk mengantar kopi latte yang di pesan Ryo.

“Hi Morning!,” Senyum lebar di wajah Silvy menyambut mereka berdua,

“Ini kopinya tuan!,” Silvy meletakkan dua cangkir kopi di meja sembari tersenyum sumbang ke arah Ryo, Ryo menatapinya aneh,

“Selamat menikmati!” Lalu Silvy bergegas pergi meninggalkan meja tersebut.

Ryo pun mengambil kopi latte nya berniat untuk meminumnya, tapi tangan Ryo terhenti ketika Ryo melihat latte art di atas cangkir kopinya.

‘FUCK YOU!’

“apakah pekerja Brixie tidak melakukan S.O.P nya?” Ryo menunjukkan cangkirnya kepada Ken, Ken melihat tulisan itu di cangkir milik Ryo lalu tersenyum miring.

“That's kinda cute! Dia hanya cemburu kepadamu” ucap Ken kepada Ryo,

“Aku tidak mau meminumnya!” jawab Ryo dengan ekspresi muramnya,

“kenapa?” tanya Ken,

“aku khawatir dia meracuni minumanku juga” ujar Ryo,

“apa kau cemburu juga ?” Ken menyindir Ryo sembari mengocek kopinya, Ryo melirik tajam ke arah Ken.

“Apa kau senang dengan slave bodoh itu?” Ryo menanyakan balik kepada Ken,

“aku senang atau tidak, itu bukan urusan mu! Kau dan dia sama saja slave ku, dan masih banyak lagi slave ku di luaran sana. Apa yang kau harapkan dari pertanyaan bodoh mu itu? Jawaban romantis?” jawab Ken kepada Ryo,

“tapi tetap saja, hanya aku slave yang paling patuh dan menguntungkan bagimu! Ya kan?” Ryo berbesar hati, Ken pun hanya membalasnya dengan senyuman.

-------------------------------------------------------------

Semakin hari berlalu, semakin hambar yang di rasakan Ken mengenai hubungannya bersama Ryo. Koneksi keduanya pun semakin kurang intens, kini hanya Ryo yang bersikukuh untuk membuat Ken tertarik akan dirinya. Dari kejauhan, Ken menatapi Silvyana yang sedang bekerja, Ken memikirkan Silvy yang selalu menghindar dari dirinya. Silvy memfokuskan dirinya terhadap pekerjaan dan kehidupannya sendiri, ketika Ken berusaha untuk membujuknya, Silvy hanya merespon dengan diam dan pergi.

Malam hari tiba, saatnya Brixie untuk tutup. Silvy dan para pekerja lain segera berkemas dan membereskan tempat, tak lupa Silvyana pun merapihkan berkas laporan bulanan Brixie di kantornya.

*Dok...Dok...Dok!*

Terdengar suara pintu kantor Silvy di ketuk seseorang, Silvy pun segera membukakan pintunya. Ternyata itu Ken, ia berdiri tepat di balik pintu, matanya sedikit mengintip kedalam ruangan kantor Silvy.

“sudah beres?” tanya Ken kepada Silvy,

“Ya, hampir. Aku tinggal memasukkan berkas kedalam map untuk di bawa pulang” jawab Silvy,.

“oke, aku tunggu di depan! Cepatlah!” ujar Ken.

Silvy pun bergegas untuk menyelesaikan pekerjaannya, lanjut ia menemui Ken yang sudah menunggunya di depan Brixie. Tidak langsung menuju jalan pulang, tapi Ken membawa Silvy ke tempat lain, Silvy sedikit agak kebingungan, Silvy yang tak terlalu penasaran hanya diam dan mengikuti kemana pun Ken akan membawanya. Sesampainya di sebuah tempat body spa, Ken menyuruh Silvy untuk turun dari mobilnya. Silvyana melihat area sekitar merasa sedikit aneh ketika Ken secara tiba-tiba membawanya ke tempat itu.

MR.KEN LOUIS ( 21+ )Where stories live. Discover now