eight

1.9K 129 2
                                    

Happy reading

Bab delapan : baku tembak

ᦔꪹꫀꪖꪑ ᡶꫀꪖꪑ


Gulita datang menjemput sang surya, berganti tugas dengan sang surya yang sudah menyinari hari ini dengan sang gulita yang datang untuk menyinari malam.

Tepat pukul setengah sembilan malam, tujuh bocah itu sudah sampai di sirkuit balapan yang di sewa sepenuhnya oleh maraka dan di sediakan beberapa stand makanan untuk para pendukung kedua pihak.

Maraka dan jevan baru saja selesai berkeliling untuk memastikan tidak ada hal jangal di sirkuit itu. mereka langsung masuk kedalam pit stop dimana saudara saudara mereka juga beberapa teman dekat mereka sudah ada didalam sambil mempersiapkan montor yang akan nararya dan maraka pakai untuk balapan.

"Aman gak bang?, " tanya renfa saat melihat maraka masuk kedalam pit stop.

Maraka mengacungkan dia jari jempol nya menandakan semua nya aman. "Aman banget malahan, gue jadi malah curiga. "

carlos mengangguki ucapan maraka. "Iya bang, takutnya mereka nekat nanti. "

"Its okay , dude. Mereka bakal baik baik aja kok, jangan khawatir cilung, " ucap luke mencoba memenangkan carlos yang sudah pasti degdegan

Padahal siapa yang balapan, siapa yang degdegan.

"Nama gue carlos ya bukan cilung!, " kesal carlos pada luke yang sedang memegang kunci Inggris.

"Eh ini si bocil kemana?, " tanya maraka saat tak mendapati aska di sana bersama yang lainnya.

"Dia udah di ruangannya, mau jadi disjoki. " jawab dery.

Maraka langsung berinisiatif untuk mengajak semua nya ke area dimana aksa akan melakukan perkerjaan nya menjadi disjoki, karena balapan baru akan dimulai setelah aska selesai melakukan perkerjaan nya.

Mereka langsung berjalan beriringan menuju satu titik yang ternyata sudah sangat ramai seperti ekspetasi mereka, aksa sudah bersiap dengan headphone nya dan piringan hitam di depannya.

"Eyyo everyone, lets start the party!. " teriak aksa yang langsung mendapatkan sorakan bahagia dari para penonton.

"Ga percuma dia nyontek bahasa Inggris nya bang raka. " celetuk haelvito yang di hadiahi tawa oleh teman temannya.

Tangan aksa mulai bergerak dengan lincah di atas piringan hitam dan mixer. Ia sangat pandai meracik dan memodifikasi music membuat semua pendukung kedua kubu langsung terbuai dan ber joget dengan heboh nya.

Aksa tertawa kecil melihat jevan dan haelvito yang sudah joget seperti seorang pedangdut. Ia melepaskan headphone nya lalu ikut meliukkan badannya kekanan dan kekiri menyesuaikan irama musik yang ia ciptakan sendiri.

Alunan musik yang di modifikasi oleh aksa terdengar sangat berenergi, membuat beberapa orang terbuai. Mereka memang biasa melakukan seperti ini sebelum melihat balapan antara SMA garuda dan DNHS yang akan bertanding cukup sengit.

Nararya mengedarkan pandangan nya ke segala arah dengan kedua sudut bibir nya yang tertarik menandakan sang empu sedang senang. Ekor matanya tak sengaja menangkap sesosok manusia yang menatap nyalang ke arah mereka, namun saat nararya menatapnya sosok mencurigakan itu malah pergi meninggalkan kerumunan manusia yang berjoget ria ini.

Nararya tak dapat melihat wajahnya jelas karena orang itu yang memakai masker sehingga hanya terlihat bagian mata nya dan jidat. Entah mengapa dimata nararya sosok itu patut di curigai.

[1] Dream Team || We Feel Anything REVISI Where stories live. Discover now