28. Stasiun Rindu

2 0 0
                                    

Siapa bilang Terre adalah mahasiswa pintar dan paling polos? tidak ada, hanya karena Terre terkenal kemana-mana memilih sendirian tanpa ditemani oleh siapapun. Terre lebih banyak dikenal sebagai mahasiswa teknik paling pintar di kelasnya yang sering terlibat projek dosen di kampusnya, walaupun status Terre masih mahasiswa tingkat awal.

" Tumben lo ngerokok, biasanya paling anti nyebar dengan image lo terkenal rapih," ujar Bagas yang tiba-tiba nongkrong di dekat warung teknik.

Ada  Ando disana, mahasiswa teknik elektro satu kelas dengan Terre. Tidak banyak tongkrongan Terre di kampus mengingat Terre males banget terlibat banyak orang menikmati suasana teknik yang sangat runyam.

" Mau pesan makan apa?" timpal Terre yang mengebulkan asap rokoknya.

" Udah kenyang," balas Bagas sambil meletakan tas ranselnya. Isinya laptop, buku binder tebal sampul hitam. Karena Bagas rajin mencatat materi kuliah dan setumpuk laporan praktikum sebanyak tiga puluh lembar. Sudah jadi hal yang lumrah di teknik dengan laporan sebanyak itu dan ditulis tangan. Bahkan mereka semalam juga hanya tidur habis subuh dan bangun jam delapan pagi karena jam sembilan sudah mulai jam kuliah

Baju kotak-kotak, celana jeans, sudah dipastikan Bagas adalah anak teknik akut. Berbeda dengan Terre yang suka sekali memakai kemeja rapih dengan celana bahan yang sama-sama di setrika sangat rapih. Sudah dipastikan istri Terre di masa depan harus punya hobi nyetrika baju.

" Terre mah, sering nyebat, cuma gak pernah ketahuan aja," ucap Nando sambil mengambil korek yang terletak di bangku panjang deket pohon ketapang yang kurus.

" Mahal lagi merk rokoknya," komentar Bagas.

Bagas mengeluarkan rokoknya dari sak baju miliknya. Asap putih semakin membumbung di udara.

" Udah lama saya gak nyebat, enak juga," kekeh Terre sambil membungkan asap rokoknya.

" Lo kesurupan setan mana tiba-tiba nyebat gini? aneh aja. Anak-anak taunya lo manusia formal dan polos."

" Manusia formal dan polos juga sama kaya manusia teknik lainnya. Hidup itu yang normal-normal aja. Nyebat juga normal," ucap Ando seraya memainkan ponselnya. Apalagi kalau bukan membalas chat dari ceweknya yang kuliah di luar Jawa, lima menit lagi balas chat adik tingkat beda fakultas. Tangannya yang lihai memencet dial ponsel, siapa lagi kalau bukan gebetannya ketiga yang notabennya tetangga universitas

" Gila lo, tiga aja diembat gitu," kekeh Bagas saat Ando mematikan dial telepon di ponselnya," nambah aura buaya teknik lo ini. "

" Kuliah teknik tuh otaknya hampir meledak, bolehlah main-main dikit."

" Anjirr emang lo! gak beres. Lo lihat manusia depan gue, ngejar satu cewek aja gak dapet-dapet. Sampek mukanya lusuh gitu."

Terre terkekeh," masalahnya orangnya gak suka sama saya."

" Gampang itu mah caranya," ucap Bagas melirik ke arah Ando.

" Ngapa gue?"

" Gitu aja gak tau, cari lagi lah."

" Cuma dia yang saya suka."

Bagas cuma bisa geleng-geleng kepala," emang kalian berdua sama-sama gila perempuan. Laki-laki gila! "

" Karena Lo guy?" ujar Ando cepat.

" Jangan keras-keras gue masih normal, belum tertarik buat suka sama cewek, mungkin nanti tahun depan."

Terre cuma bisa geleng-geleng kepala.
Tiba-tiba Terre kepikiran dengan Naya, bagaimana kondisinya sekarang? apakah gadis yang dua tahun lebih tua darinya baik-baik saja?

 Lakuna dan LukaWhere stories live. Discover now