11. Bukan Siluman

4 1 0
                                    

" Dingin?" lirih Terre saat melihat Naya akan menaiki motornya. Naya terlihat menahan rasa dinginnya dengan menyentuh lengan tangannya sendiri.

" Nggak," balas Naya singkat.

" Kakak gak bisa bohong sama saya," ucap Terre sambil melepas parka berwarna army miliknya," dingin. Kalau masuk angin besok gak jadi kuliah. Kalau kakak sakit saya gak bisa tenang."

" Nggak usah," tolak Naya," kok jadi lo sih. Mending lo khawatirin diri lo sendiri sebelum khawatir sama orang lain."

" Saya salah?" ucap Terre dengan polosnya.

" Lo gak perlu ngasih perhatian lebih ke gue," lirih Naya namun nada bicaranya kurang meyakinkan." Gue takut lo ngarepin sesuatu ke gue, sedangkan gue gak bisa menuhinnya."

Terre menghela nafasnya dalam-dalam," bukan sebagi perhatian kak. Saya peduli dengan kakak."

Kata Terre kemudian," apakah saya terlihat mengharapkan sesuatu dari kakak?"

Naya memutar bola matanya malas," mungkin."

Terre kemudian mencoba memakaikan parka miliknya, namun Kanaya justru memundurkan langkahnya.

" Gue suka dingin. Gak perlu pake parka."

" Yakin?"

Naya menatap kesal ke arah Terre," jawabannya simpel, gue gak mau orang-orang ngira lo pacar gue."

" Gak ada orang lain. Lagian minjemin parka identik dengan orang pacaran?"

Naya menggelengkan kepalanya menandakan dirinya tidak yakin

" Kakak milih kedinginan daripada takut dikira pacar saya?"

Mendengar respon Terre, Naya langsung membulatkan matanya yang sipit.

"Makin ngawur aja omongan lo," kesal Naya sambil menyerobot parka milik Terre yang belum sempat dipakai kembali

Terre terkekeh melihat tingkah Kanaya yang menurutnya lucu.

" Malah ketawa."

" Gak papa, ketawa gak bayar kok."

" Tapi keseringan ketawa kek orang gila."

" Iya saya sudah gila. Gak tau sejak kapan."

****

" Kak," sapa Terre

" Iya."

" Saya kira kakak tidur."

" Kalau gue tidur gue bakalan jatuh."

" Iya juga," balas Terre bertingkah seolah-olah bodoh," dari tadi diem aja,  saya kaya bawa motor sendiri."

" Gue lagi puasa ngomong," eles Naya.

Bagi Naya, Terre tetaplah manusia aneh yang entah darimana selalu berusaha memperkenalkan dirinya.

" Puasa ngomong apa males ngomong."

" Jangan buat gue kesel, energi gue udah hampir abis. Lagian orang naik motor gak harus ngobrol terus, pita suara gue mahal."

" Baiklah saya akan diem."

" Harusnya dari tadi."

Kini motor yang dikendarai Terre mulai melewati jalanan yang terlihat tidak begitu ramai, namun dengan perasaan yang sama-sama sepi penuh rahasia.

****

Sesuai dengan permintaan Naya, Terre hanya berbicara secukupnya setelah menanyakan lokasi kosant Naya yang terletak di gg Anggrek nomor 9.

 Lakuna dan LukaWhere stories live. Discover now