16. Toko Kue

4 0 0
                                    

Hari semakin siang, terik matahari   menyongsong tepat diatas kepala. Naya sibuk dengan ipad miliknya dan beberapa list yang harus dipersiapkankannya. Masih sangat lama namun harus dicicil dari sekarang. Naya duduk tepat di depan danau hijau  dekat dengan rusunawa baru. Saat siang hari tidak banyak yang nongkrong di tepi danau, kecuali mereka yang tidak punya aktivitas lain. Hanya orang-orang aneh seperti Naya yang melawan terik matahari nekat datang kesini.

Naya tanpa pikir panjang memilih outfit dengan nuansa warna hitam yang semakin membuatnya terasa panas. Terre yang mengerti akan kondisi disekitar secara refleks langsung memayungi kepala Naya dengan telapak tangannya  yang membuat gadis berambut cepol tersebut mengalihkan kesibukannya. Naya terheran lalu manik mata coklatnya menatap aneh ke arah Terre," nanti tangan lo kena sengat matahari."

" Matahari bukan lebah."

" Gue juga tau."

" Terus?"

Naya terdiam beberapa waktu karena tidak punya jawaban yang harus dia berikan kepada Terre, lalu kata Naya kemudian," lo aneh."

Dua kata yang Naya lontarkan membuat Terre melebarkan bibirnya membentuk lengkung senyum. Sangat manis, siapapun cewek yang melihatnya pasti langsung mengatakan bahwa Terre tampan. Iya, hidung mancung, alis tebal rapih dan ukiran wajah yang mungil.

" Lo pantas disebut cowok gila, senyum-senyum sendiri gitu. Orang bakalan ngira lo gak waras," ucap Naya dengan nada bicara kurang mengenakan, namun herannya Terre tidak pernah tersinggung.

" Karena  terlihat manis sangat mengumpat saya 'aneh' yang menurut saya unik."

" Emang buaya!"

Naya memasang muka masamnya saat berhadapan dengan Terre yang menurutnya semakin gila. Selama ini tidak ada cowok yang berniat mendekatinya selain Okin sahabatnya sejak Maba. Okin hanya sebagai sahabat tidak lebih dari itu.Mungkin cowok-cowok tidak tertarik dengan Naya yang dingin dan pelit senyum. Ditambah sifat bodo amatannya yang membuat siapapun kadang ngerasa ilfeel.  Justru hal itu yang membuat Terre semakin yakin untuk berteman akrab dengan Naya. Mungkin Naya berbeda, itulah yang sangat istimewa.

" Tadi agak mendung, kok tiba-tiba panas gini," ucap Naya berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

Terre bersiap untuk berdiri untuk melakukan sesuatu Terre memang cowok paling peka yang pernah Naya kenal.

" Mau kemana?" bingung Naya

" Nyari payung," jawab Terre dengan polosnya

" Payung?"

" Biar kakak gak kepanasan. Payungnya ketinggalan di jok motor saya."

" Basa-basi doang," balas Naya

" Saya beneran ada payung di jok."

Naya hanya bisa geleng kepala," lo emang gila. Jarak antara danau dan parkiran terpadu jauh banget."

" Iya saya gila supaya senyum kakak bisa kembali lagi kaya dulu," ucap Terre berlebihan," motor saya ada di depan teknik. Saya nerobos masuk karena bareng senior. Mungkin besok kena tegor."

Diem, satu detik, dua detik dan akhirnya obrolan itu berakhir dengan saling diam dan pura-pura sibuk memperhatikan riak air danau.

****

Naya memilih bergeser ke Gazebo yang terletak tidak jauh dari danau hijau. Gazebo yang baru di cat warna biru elektrik. Naya menyelonjorkan kakinya. Celana berbahan linen membuatnya bergerak dengan leluasa dan nyaman.

" Peduli sama kasihan itu beda tipis," sarkas Naya sambil menutup ipad miliknya," lo kenapa tiba-tiba nyamperin gue kesini?"

" Karena kakak butuh teman cerita."

 Lakuna dan LukaWhere stories live. Discover now