21. Jejak Yang Hilang

5 0 0
                                    

Terre memperhatikan Naya yang nampak terlihat kelelahan
Naya membuka layar ponselnya dan menghidupkan data seluler. Tidak ada notifikasi yang menarik selain cuaca hari ini yang dipastikan akan hujan pada pukul tiga sore.

" Lo gak nyuri waktu gue lagi kan?" tanya Naya saat akan masuk kembali ke mobil Terre.

Terre menggelengkan kepalanya," nggak. Kita langsung pulang, saya tau kakak lelah banget."

" Oke kita pulang."

Terre membuka pintu mobilnya, Naya duduk di depan dengan Terre sebagai sopirnya. Terre membantu Naya membenarkan sealt belt nya yang sedikit macet mungkin Naya terlalu buru-buru.

" Agak ditarik ke atas," ujar Terre memberi saran

" Gue bisa, cuma agak susah aja."

Setelah merasa aman Terre melajukan kendaraannya. Naya mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela. Pemandangan pantai semakin lama semakin pudar.

" Terima kasih ya," ucap Terre memecah keheningan.

" Untuk kemarin?"

" Untuk hari ini juga, mau mendengarkan saya, cerita saya di masa lalu yang selama ini saya tutup. Perjalanan itu melelahkan tapi nggak dengan saya. Banyak banget kisah di masa lalu yang lalu lalang gak selesai-selesai sampek sekarang, tapi saya bahagia karena bakalan jadi kisah tersendiri buat saya."

" Kabarin kalau kisah itu ada lanjutannya," timpal Naya seraya menyandakan kepalanya diatas tangannya yang bertumpu.

" Tidur dulu, perjalanan hari ini masih panjang. Bukannya tadi malam gak bisa tidur gara-gara burung hantu?"

Naya mengangguk pelan," iya semalam mata gue hampir gak bisa mejem."

" Gak papa tidur aja, saya gak marah."

" Kalau gue tidur tiba-tiba diturunin di tengah jalan gimana? gue gak tau arah."

Terre terkekeh," saya kelihatan orang jahat kah?"

Naya menggelengkan kepalanya," nggak sih. Cuma gue pengen nemenin lo nyopir mobilnya biar gak ngerasa sendiri."

****

Setelah mengantarkan Naya ke kostnya, Terre langsung menuju ke rumahnya. Tangannya menggenggam kunci mobil. Nampak mobil berwarna abu-abu terparkir juga di teras rumahnya. Itu artinya bundanya sudah pulang dari dinas luar selama empat hari. Moment yang tepat pula Terre pergi tanpa izin. Terre sudah menyalahi aturan. Terre ngerasa dirinya sudah kelewat batas membuat bundanya khawatir.

" Terre, bunda telphone kamu gak jawab. Kemana aja? bunda khawatir kamu gak pulang semalam."

Terre yang awalnya fokus menggulung lengan birunya kini terdiam.Kepalanya menunduk ke bawah tanpa berani mengarahkan pandangannya ke arah bundanya. Wajah lemah lembut yang tidak pernah menunjukkan sikap amarahnya.

" Maaf," lirih Terre seraya duduk dan meletakan kunci mobilnya," hari ini Terre banyak berbohong ke bunda. HP Terre sengaja gak Terre hidupin."

" Terre sengaja buat bunda khawatir?"

Tatapan mata bundanya yang teduh dan hangat semakin membuatnya merasa sangat bersalah.

" Bunda butuh jawaban dari Terre. Bunda tau Terre gak pernah nyembunyiin sesuatu dari bunda."

" Bunda udah tau jawabannya, jadi Terre gak perlu cerita ke bunda."

" Tatap mata bunda, apakah bunda punya salah ke Terre?" tegas bundanya seraya menyeka air matanya," Terre tau bunda sedih?"

 Lakuna dan LukaWhere stories live. Discover now