15. Kucing Tanpa Tuan

2 1 0
                                    

" Takut ada orang-orang berpikir aneh soal gue. Putar jalan aja. Lo terkenal pinter, nanti reputasi lo jelek gara-gara gue."

" Kok bisa gitu?"

" Kalau lo kena rumor aneh gara-gara temenan sama gue, gue gak ikut-ikutan. Semua orang tau kalau teknik tuh satu untuk semua. Satu orang punya rahasia semuanya bakalan tau."

" Rumor gak bener, lagian rahasia apa yang harus mereka tahu tentang saya," ujar Terre seraya merapikan tas miliknua," karena saya temenan dengan manusia aneh seperti kakak?"

Mata Terre terlihat lelah setelah bergulat dengan tugas kuliahnya yang banyak bahkan pernah gak pulang ke rumah demi tugas kuliah namun entah kenapa Terre selalu berusaha meluangkan waktunya untuk Naya, tapi Naya kadang berpikir Terre hanya membuang-buang waktunya.Terre bilang semalam tidur jam tiga subuh demi nyelesain laporan praktikum yang ditulis tangan.

" Kata orang saya introvert kak, gak banyak yang nyari tau tentang saya. Lagian saya gak perlu validasi soal diri saya yang sebenarnya."

" Introvert kok banyak ngomong," celos Naya

" Emang introvert harus diam dan membisu?" Terre balik nanya ke Naya.

Naya mengangkat kedua pundaknya. Pipinya sengaja digembungkan yang membuat Naya terlihat sangat menggemaskan. Naya ngerasa dirinya biasa aja dan gak suka dandan yang berlebihan. Namun sampai saat ini Naya masih bertanya-tanya alasan Terre mendekatinya. Alasan gara-gara tumbler yang ketinggalan bukan alasan yang tepat. Atau mungkin dulu Terre pernah mengenal Naya.

" Emang pernah tes MBTI?"

" Pernah, INFT."

Terre memainkan pulpen miliknya," sebelumnya gak ada yang nanya saya introvert atau ekstrovert, tapi hari-hari saya lebih dihabiskan untuk menjalani semuanya sesuai alur. Mencoba memahami diri saya sendiri, sebelum saya kenal kakak."

" Kenapa jadi gue?"

" Saya gak bisa jelasinnya."

Kanaya diam dan berpura-pura memainkan ponselnya sedangkan Terre sama-sama sibuk memutar playlist musik.

" Mau berbagi musik?" tawar Terre sambil menyodorkan headshet miliknya.

" Telinga gue lagi bermasalah, entar telinga lo ketularan infeksi," tolak Naya dengan suara lembut.

" Tumben nada suaranya halus. Pasti ada yang gak beres. "

" Kayaknya gue baru aja ketempelan mahluk halus," jawab Naya asal sambil mengedarkan pandangannya ke arah pohon yang bergoyang dengan hembusan angin.

" Pohon gede yang itu," Terre menunjuk pohon ketapang besar yang terlatak diantara perbatasan gedung teknik elektro dan teknik mesin," pernah ada kunti terbang pas lagi LPJ di jam 1 malam. Dulu pernah ada yang ngebonceng di motor anak elektro angkatan '15 besoknya anaknya sakit deman. Beruntung seminggu kemudian sembuh setelah di datangkan orang pintar. Entah benar atau nggak emang kaya gitu ada."

" Lo malah nakutin gue, jadi merinding," celetuk Naya sambil mempercepat langkah kakinya.

" Takut ya?" pancing Terre.

Naya langsung menggelengkan kepalanya," nggak, gue gak takut, yang ada kuntinya takut karena gue galak."

" Akhirnya Allah mengetuk pintu hati kakak untuk menyadari kalau kakak galak," sindir Terre membuat Naya kesal," semoga abis ini kadar galaknya berkurang."

Naya tidak mau terlihat ada romantisasi diantara mereka berdua. Naya takut orang lain menyukainya, lagian menyukai balik bukan kewajiban dan keharusan salam hidupnya. Terre lebih akrab untuk mengobrol banyak hal dengan Naya. Walaupun kadang-kadang ketika diajak ngobrol Naya sering mode 2G jadi agak ngelag.

 Lakuna dan LukaWhere stories live. Discover now