5. Kepada Siapa Pemilik Bunga?

3 1 0
                                    

Terre menjemput Naya di depan pos satpam atas fakultas bahasa dan seni. Baya berdiri sambil menatap layar ponselnya menunggu balasan pesan dari Terre setelah dirinya diminta saling save nomor wa.

" Apa?" bingung Naya.

" Nomor wa."

" Harus ya?" kata Kanaya sambil mengerutkan alisnya," kalau lo chat aneh-aneh gue blok."

" Iya saya tau kok."

Setelah Naya berhasil mengetikan nomor wa nya Terre langsung mengiriminya pesan wa yang bertuliskan namanya saja gak ada pesan lainnya.

" Maaf saya terlambat, tadi macet di jalan."

" Jakarta tuh ramai, harusnya bawa motor aja."

" Iya, nanti kalau bawa motor saya gak mau ngerepotin kakak buat bawa bunganya."

" Terserah lo, padahal gue gak marah."

Naya bersiap lalu membuka mobil di belakang, segera naik ke dalam mobil namun Terre melarangnya.

" Kenapa di belakang?"

" Biar kaya penumpang dan sopir," balas Naya sesuka hatinya.

" Kalau kakak di belakangnya saya berasa bawa mobil sendirian, tapi saya gak maksa kakak untuk duduk di depan situ. Saya ngerasa kaya gak ada teman ngobrol."

" Kalau lo keberatan gue duduk di belakang, mending gue turun aja."

" Kakak marah?"

" Iya, gue marah," balas Naya yang justru dibalas kekehan pelan oleh Terre

" Ini tugas kuliah lo?" bingung Naya," maaf kalau gue gak sopan ngelirik tugas kuliah lo."

" Iya, itu namanya laprak."

" Laprak?"

" Laporan praktikum."

" Sebanyak ini tulis tangan? beneran ditulis pake tangan?"

" Iya kak. Emang ada mesin tulis tangan untuk laprak? gak ada kak. Semuanya tulis tangan, nanti sore harus saya kumpulkan lapraknya."

" Berapa lama ngerjainnya?" tanya Naya

" Gak pernah ngitung," balas Terre dengan nada dingin yang biasa Naya tujukan.

" Gue serius nanya ke lo."

" Semalam gak tidur."

" Pantes mata lo kemarin keliatan ngantuk."

" Itu dikerjakan dua hari lalu, hari ini gak ada tugas yang buat saya gak tidur semalaman."

Naya mengangguk seolah-olah paham akan pernyataan Terre.

" Boleh gue lihat-lihat isi laprak lo?"

" Lihat aja kak."

Naya membuka setiap lembar kertas laprak yang ditulis dengan HVS putih dan tinta pulpen berwarna biru. Isinya hanya angka-angka yang membuat Naya langsung memegangi keningnya.

" Kenapa kak?"

" Pusing isinya angka dan rumus sama pusingnya kaya pikiran lo. Penuh rumus."

****

" Bunga apa yang bagus?" tanya Terre saat mereka sampai di depan florist. Mereka memasuki florist yang bernuansa vintage tersebut.

" Gak nanya ke sepupu lo sukanya bunga apa?"

Terre menggelengkan kepalanya," gue lupa nanya."

" Aneh," balas Naya sambil melihat-lihat bunga.

Naya menanyakan bunga yang cocok untuk hadiah seminar.

 Lakuna dan LukaWhere stories live. Discover now