7.Peri Pohon

5 1 0
                                    

Naya meletakan terpisah ikan koi yang dibelinya sore itu bersama Terre. Sepasang ikan koi berwarna hitam dan putih terpisah dengan toples bundar. Naya mencari-cari toples yang ada di kosantnya. Hanya menemukan satu saja. Awalnya Naya tidak ingin memelihara hewan di kosantnya. Terre memaksakan diri untuk membayar ikan koi. Katanya buat nemenin Naya biar gak kesepian.

" Kasihan ikannya kak gak bisa bergerak bebas kalau diletakan di botol sirup. Besok saya bawakan akuarium kecil."

Naya terkejut saat melihat Terre beneran membawakannya akuarium kecil pagi-pagi buta di hari minggu.

" Ngajak ngobrol hewan bukan berarti gila," ujar Terre saat memindahkan ikan cupang ke dalam akuarium berukuran sedang.

Naya tenggelam dalam lamunannya. Hingga Okin sengaja mengagetkannya.

" Lo pasti mikirin ikan koi."

" Hah?" bingung Naya.

" Gue denger dari Lupi Terre beliin lo ikan koi."

Naya langsung bingung saat Okin tiba-tiba mengetahui Naya punya ikan cupang.

" Ngapa lo kaget gitu, gue saranin lo segera pindah kost. Kost kalian tetanggaan."

Okin menatap tajam ke arah Naya yang membuatnya memundurkan langkah ketakutan," kenapa lo gak pernah nyadar sama hal lain Nay," kata Okin kemudian," dua orang saling kenal, saling akrab gak mungkin salah satunya nggak suka Nay. Terre mungkin suka sama lo," ucap Okin sambil melemparkan botol minum milik Kanaya.

" Botol minum gue jangan dilempar asal."

Okin  memahami Naya, mereka beneran berteman tanpa melibatkan rasa sedikitpun. Banyak perubahan dalam hidup Naya. kehidupannya tidak seperi ini. Sangat ceria namun ambisius seolah-olah tidak ingin memiliki teman di dunia ini. Itulah yang terjadi dengan Naya sebenarnya.

" Terre ngasih sebagai hadiah. Gak lebih."

" Lebih dari sekedar teman."

" Biasa aja, temen gue cuma lo sama Lupi gak pernah ganti juga. Paling juga penasaran aja."

" Pas gue deket sama lo, kenapa lo gak pernah anggep sebagai penasaran?"

" Lo beda Kin," tukas Naya," lo cemburu sama gue? suka sama gue?"

Kata-kata Naya membuat Okin membulatkan matanya.

" Lo udah gue anggep kaya adik gue sendiri, lagian lo mau gue ajak ke gereja?" sarkas Okin yang langsung dijawab gelengan pelan oleh Naya.

Okin selalu menganggap Kanaya sebagai adik, tidak lebih dari itu. Menjaga Naya supaya Naya selalu baik-baik saja dalam hidupnya. Okin ingin Kanaya kenal yang namanya jatuh cinta.

" Dua orang ada di dunia ini untuk saling jatuh cinta. Udah diatur sama pohon takdir."

" Gue gak percaya kalau dua orang kenal saling jatuh cinta. Hukum itu gak akan pernah berlaku di dalam hidup gue. Buktinya itu gak terjadi sama gue dan lo."

" Gue tadi udah jelasin Nay."

" Maaf, tadi gendang telinga gue budeg, lupa bersihin," sarkar Naya.

" Mati rasa," pungkas Okin cepat," itu yang lo rasain saat ini. Lo gak bisa bedain suka, duka ataupun cinta. "

Okin berbicara seolah-olah dirinya adalah dokter cinta yang mampu memahami setiap bait cinta.

" Lo ngomong seoalah-olah kenal lebih lama dengan Terre."

" Gue kenal Terre dari lama Nay."

" Gak penting!"  tegas Naya.

" Selama lo kuliah Naya hanyalah mahasiswa paling  sibuk seduni mencari kita bola kristal dragon ball untuk menghidupkan perasaannya yang mati."

 Lakuna dan LukaWhere stories live. Discover now