86. Menyelesaikan Misi

31 6 0
                                    

Hola haloooo, selamat malaaaammm...

Kudatang lagi.... ehhehehehe

Sebelumnya, kuucapkan Selamat Hari Raya Iedul Adha, semoga Allah mengampuni seluruh dosa kita, melalui segala keikhlasan kita, aaamiiiinnn....

Baiklah, kita kembali ke cerita kita.

Dan, kudatang untuk melanjutkan cerita Sencer kita, semoga masih ada yang menunggunya dan tetap menyukainya :)

Sooo, what are you waiting for, let's dig in...

Enjoy, and hope you like it ! :)

Well, its go

86. Menyelesaikan Misi

"Siapa kau?" tanya Sencer langsung.

"Aku adalah pemilik tambang ini," sahut Faysal tenang. "Kau siapa, masuk ke dalam tambangku layaknya pencuri?" ia berbalik tanya datar, tanpa takut.

 "Kau siapa, masuk ke dalam tambangku layaknya pencuri?" ia berbalik tanya datar, tanpa takut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sencer tertegun mendengarnya. "Sejak kapan menyebut sarang An**g Batini sebagai 'Milikku' ?" cetusnya.

Faysal terdiam menahan diri.

"Kami mengejar penjahat. Kami akan menggeledah tempat ini," lanjut Sencer.

Rusteem yang bersembunyi di dalam celah tungku yang membara, terkatup pucat. 'Semoga mereka tidak menemukanku di dalam sini...'

"Emir Ilteber tidak memberi informasi apapun tentang penggeledahan," sahut Faysal bernada protes.

"Aku bukan prajurit Emir Ilteber," jawab Sencer pasti.

"Lalu, beraninya kau menggeledah tempat ini?" Faysal lebih menyahut bernada menantang dan congkak.

Kesemuanya menahan napas dengan keberanian orang itu. 'Siapa dia?'

"Kau terlalu banyak bertanya," sahut Sencer sebal.

"Kau adalah orang yang masuk ke tempatku seperti pencuri," balas Faysal. "Haruskah aku langsung memenggal kepalamu sebelum mengajukan pertanyaan?"

Bozkus langsung maju, sudah hilang kesabarannya dengan orang sengak ini.

Tapi Sencer menahan dengan tangannya.

Faysal menahan napas melihat mereka semua yang berwajah dingin dan siap menyerang.

"Jika kau terus berdiri menghalangiku, kau akan menjadi orang yang akan kehilangan kepalanya," sahut Sencer

Faysal menelan ludah. 'Masih bisakah menahan mereka untuk tidak menggeledah?'  Disapunya kembali para prajurit berbadan besar dan sangar itu, lengkap dengan senjata mereka. Ia seorang diri, tidak mungkin menang jika melawan mereka sendirian.

Sencer masih menunggunya dengan tatapan dingin

"Kalau begitu, silakan lakukan penggeledahan," Faysal akhirnya menyerah, dan mengizinkannya.

Uyanis : Buyuk Selcuklu (Kebangkitan : Kesultanan Seljuk Raya) - TerjemahanWhere stories live. Discover now