Pangeran Malik-Shah dari Kesultanan Seljuk harus meneruskan tahta sang Ayah, Sultan AlpArslan, di usia 17 tahun. Beban berat meneruskan tugas dan misi menaklukan Byzantium dan Konstatinopel juga memperluas tanah penaklukan, ada di pundaknya. Namun b...
"Kami mengejar penjahat. Kami akan menggeledah tempat ini," lanjut Sencer.
Rusteem yang bersembunyi di dalam celah tungku yang membara, terkatup pucat. 'Semoga mereka tidak menemukanku di dalam sini...'
"Emir Ilteber tidak memberi informasi apapun tentang penggeledahan," sahut Faysal bernada protes.
"Aku bukan prajurit Emir Ilteber," jawab Sencer pasti.
"Lalu, beraninya kau menggeledah tempat ini?" Faysal lebih menyahut bernada menantang dan congkak.
Kesemuanya menahan napas dengan keberanian orang itu. 'Siapa dia?'
"Kau terlalu banyak bertanya," sahut Sencer sebal.
"Kau adalah orang yang masuk ke tempatku seperti pencuri," balas Faysal. "Haruskah aku langsung memenggal kepalamu sebelum mengajukan pertanyaan?"
Bozkus langsung maju, sudah hilang kesabarannya dengan orang sengak ini.
Tapi Sencer menahan dengan tangannya.
Faysal menahan napas melihat mereka semua yang berwajah dingin dan siap menyerang.
"Jika kau terus berdiri menghalangiku, kau akan menjadi orang yang akan kehilangan kepalanya," sahut Sencer
Faysal menelan ludah. 'Masih bisakah menahan mereka untuk tidak menggeledah?' Disapunya kembali para prajurit berbadan besar dan sangar itu, lengkap dengan senjata mereka. Ia seorang diri, tidak mungkin menang jika melawan mereka sendirian.
Sencer masih menunggunya dengan tatapan dingin
"Kalau begitu, silakan lakukan penggeledahan," Faysal akhirnya menyerah, dan mengizinkannya.