69. Tikus Dalam Kotak

42 8 5
                                    

Selamat malaaam.....!!!!

Hehehehe.... kudatang lagi di malam hari begini...

Datang untuk melanjutkan cerita Sencer kita ... semoga masih ada yang menunggu dan menyukainya hehhe...

Baiklah, mari kita lanjutkan :)

Enjoy and hope you like it ! :)

69. Tikus dalam Kotak

Arslantas melempar busurnya ke tanah dan segera berlari menuju Sencer.

Melihat Arslantas mendekati mereka, Rustem langsung bangun mencoba melarikan diri.

"Jangan lari Rusteem!" seru Arslantas. "Ada sesuatu yang harus kubicarakan denganmu."

"Aku tidak akan bisa dikelabuimu dengan trik iblis seperti ini!" sahut Rusteem dan tetap melarikan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak akan bisa dikelabuimu dengan trik iblis seperti ini!" sahut Rusteem dan tetap melarikan diri.

"Arslantas...." Terengah Sencer memanggil sahabatnya.

Mendengar suara sahabatnya, Arslantas ragu untuk mengejar adiknya.

"Arslantas..." panggil Sencer sekali lagi.

Arslantas tak kuasa meninggalkan Sencer yang terluka karenanya, Rusteem bisa ia kejar nanti, iapun duduk bersimpuh di samping Sencer. Dipotongnya anak panah itu agar tidak terlalu panjang dan semakin melukai Sencer, lalu menopang tubuh sahabatnya dengan menahan kepalanya.

Sencer berpegangan kuat pada tangan Arslantas dan menatapnya getir, "Ke..napa...?" Ia masih meminta penjelasan kenapa sahabatnya tega menembaknya.

"Rusteem adalah adikku yang telah lama hilang itu," jelas Arslantas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rusteem adalah adikku yang telah lama hilang itu," jelas Arslantas.

Sencer tertegun mendengarnya.

"Batini yang memberitahukanku," lanjut Arslantas. "Maafkan aku, Saudaraku, aku harus mengejarnya." Ia pun beranjak berdiri.

"Jangan!" Sencer langsung menahan tangan Arsalantas kuat. "Jangan pergi mengejarnya," tekannya dengan terengah kesakitan. "Aku memaafkanmu, Saudaraku, tapi jangan kau pergi," ucapnya pasti. "Ini adalah perangkap yang mereka siapkan untukmu. Kau sudah melihat adikmu, kita akan menemukannya lagi, nanti."

Uyanis : Buyuk Selcuklu (Kebangkitan : Kesultanan Seljuk Raya) - TerjemahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang