39. Atas Nama Cinta

53 7 4
                                    

Halooo, kudatang lagi untuk melanjutkan cerita ini :)

Semoga masih ada yang menunggu dan menyukai cerita ini... :)

So enjoy, and hope you like it :)

39. Atas Nama Cinta

Butuh sesaat untuk Bashulu menyadari apa yang sedang ia lakukan. Ia segera tersadar, dan langsung melepaskan pelukannya dengan terpucat.

"Maafkan saya, Yang Mulia Pangeran," ucap Bashulu langsung, dengan sedikit tertunduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafkan saya, Yang Mulia Pangeran," ucap Bashulu langsung, dengan sedikit tertunduk.

Tapar masih memandanginya dengan sedikit kaget, tanpa dapat berucap apa-apa.

"Karena rasa sedih saya terhadap putraku, saya tidak tahu apa yang saya lakukan. Hati saya tak dapat menahannya lagi saat mengetahui bahwa kaulah yang berupaya begitu keras membawanya pulang ke sini. Saya tidak bisa menahannya," Bashulu berusaha memberi alasan senormal mungkin.

Tapar masih terkaget dan terenyuh dengan apa yang baru saja terjadi, dan dia dapat merasakan dengan jelas, cinta seorang Ibu kepada putranya. Betapa ia menginginkan memiliki Ibu seperti ini. Diraihnya tangan Bashulu Hatun, dan digenggamnya juga memandangnya hangat.

"Jangan khawatir, tidak apa-apa," sahutnya hangat. "Saya menghargainya."

Bashulu semakin terenyuh dengan putra sulungnya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bashulu semakin terenyuh dengan putra sulungnya ini. Rupanya benar, anak ini berhati baik.

"Ibu saya telah meninggal saat saya masih kecil," lanjut Tapar, tanpa dapat menyembunyikan kesenduannya.

Bashulu terkatup semakin ingin menangis. 'Aku yang telah meninggalkanmu, Nak.'

"Anda membuat saya merasakan limpahan cinta dan kasih sayang dari seorang Ibu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya," ucap Tapar jujur.

Bashulu mengangguk pilu, hampir tersedak dengan tangisnya sendiri.

"Sekarang Anda bisa melihatku sebagai putramu juga," Tapar mengangguk hormat.

Bashulu mengangguk, semakin ingin menangis, dan ingin memeluknya lagi. Memeluk putranya dengan sangat erat.

"Ana..."

Uyanis : Buyuk Selcuklu (Kebangkitan : Kesultanan Seljuk Raya) - TerjemahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang