21. Karavan Suci

72 10 1
                                    

21. Karavan Suci

Istana Kesultanan Seljuk – Isfahan

Kamar Terken Hatun

Terken tengah mencoba beristirahat dengan tenang, saat ia terbangun dan melihat sesosok perempuan masuk ke dalam kamarnya dan berdiri di hadapannya. Elcin Hatun.

"Sedang apa kau di sini?" Terken terkaget. Perempuan ular itu berdiri dan memandang tajam ke arahnya. Ada kebencian di sana. Terken takut melihatnya. Ia menoleh kepada Ferdev yang berdiri di sisi tempat tidurnya.

"Suruh dia keluar. Suruh dia keluar!" suruh Terken panik.

Ferdev kebingungan melihatnya. Siapa yang dimaksud Sultana-nya? Siapa yang harus keluar?? Tidak ada siapa-siapa di sini.

 Siapa yang dimaksud Sultana-nya? Siapa yang harus keluar?? Tidak ada siapa-siapa di sini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Suruh dia keluar!"

"Siapa, Sultana?" Ferdev masih kebingungan.

Terken terkatup, kemudian menyadari, tidak ada siapa-siapa yang berdiri di hadapannya. Tidak ada Elcin Hatun di sana. Terken bingun sendiri. "Tadi... tadi dia ada di sini..."

Ferdev semakin kebingungan ditambah dengan rasa takut.

"PERHATIAN!!! YANG MULIA SULTAN MALIK-SHAH!!!"

Terken segera mencoba untuk duduk dengan kedatangan Sultan.

"Jangan paksakan diri, Terken-ku," tahan Malik-Shah lembut, "Jangan bangun dulu. Kau tidak boleh bangun dulu." Lalu ia duduk di samping istrinya. "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya penuh perhatian.

"Saya baik-baik saja, Sultan-ku. Tapi, perasaan tidak tenang terus menghantui hatiku, yang sepertinya sulit diredakan. Aku sangat ketakutan."

"Apa yang membuatmu takut?"

Terken menghela napas kebingungan. Bagaimana menyampaikan kegundahan hatinya jika tentang Elcin? Apakah Sultan akan menerimanya?

"Hanya jika kau tidak ada di sini saja sudah membuatku sangat ketakutan, Sultan-ku," ucap Terken lemah.

Malik-Shah tersenyum menghela napas, "Aku di sini bersamamu."

"Aku takut akan keselamatanmu," tekan Terken.

Malik-Shah mengerutkan keningnya.

"Perempuan itu..." lanjut Terken.

"Siapa?" Malik-Shah mengusap kening istrinya yang basah karena keringat

"Siapa?" Malik-Shah mengusap kening istrinya yang basah karena keringat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Uyanis : Buyuk Selcuklu (Kebangkitan : Kesultanan Seljuk Raya) - TerjemahanWhere stories live. Discover now