83. Hati Murni

46 8 4
                                    

Haloooo, halooo... Selamat malaaaammm .... :)

Kudatang lagi di menjelang tengah malam seperti biasanya ... :)

Kudatang hanya dan hanya untuk memposting cerita Sencer kita.

Baiklah..., sebelumnya, memang kurasakan, cerita ini berjalan lambat dan kerena memang juga sangatlah panjang..., jadi kumemahami jika ada yang merasa boring..., bertele-tele dan tidak menarik...

Sebenarnya, saya sudah berencana untuk mempercepat ceritanya hingga ending, hanya memang izinkan saya untuk menyelesaikan masalah Arslantas ini... jangan takut tinggal sedikit lagi kok, dan perchpternya akan kupanjangkan dari biasanya agar cepat selesai hehehee. Dan setelah itu aku akan memulai untuk mempecepat ceritanya, dengan meng-skip masalah-masalah yang tak perlu dan lebih kepada memfokuskan Sencer, Sultan, Bashulu, Tapar, dan beberapa musuhnya :)

Mohon bersabar dan tetap setia untuk mengikuti cerita ini, karena aku pun masih bersemangat untuk melanjutkannya :) hanya memang terkadang tubuh sulit diajak kompromi, tapi akan sebisa mungkin aku akan meng-updatenya dengan cepat... :)  Please Stay With Me :)

Sooo, baiklah, mari kita lanjutkan sekarang :) Lebih panjang dari biasanya eheheheh

Enjoy, and hope you like it :)

83. Hati Murni

Hutan Karatepe

Sencer terus mencari keberadaan Bas Da'i itu. Ia harus bisa menemukannya. Ia terus menyusuri jejak yang ada. Hingga ia menemukan jejak di tanah.

"SELAMATKAN AKU!!? SELAMATKAN AKU!"  

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"SELAMATKAN AKU!!? SELAMATKAN AKU!"  

Terdengar tiba-tiba pekikan seorang wanita. Sencer langsung menuju sumber suara.

*#*

Ibu Arslantas sudah bersimpuh di tanah memohon. Di sekelilingnya berdiri putranya, Sayyiduna, dan beberapa Fida'i. Mereka menemukannya, dan ia yakin pasti akan dibunuh.

"Putraku..." wanita memohon dengan memandang putranya, Rusteem.

Tapi Rusteem hanya membalas pandangan dan permohonan itu dengan dingin, meskipun gusar.

"Jangan lakukan ini, Nak..." Ibu Arslantas memohon. "Biarkan aku pergi, kumohon... Kumohon..."

Rusteem bimbang. Di antara harus menolong ibunya, atau harus setia kepada Sayyiduna?

Sabbah siap menghujamkan belati itu pada wanita itu.

Sabbah siap menghujamkan belati itu pada wanita itu

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
Uyanis : Buyuk Selcuklu (Kebangkitan : Kesultanan Seljuk Raya) - TerjemahanDove le storie prendono vita. Scoprilo ora