Extra Chapter

718 88 22
                                    

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca...

"Sayang, kamu mau dandanin aku berapa lama lagi?"

"Sebentar lagi selesai kok!" jawabku dengan sangat antusias. "Kamu cantik banget asli kalau jadi cewek!"

Laki-laki yang sedang duduk di hadapanku itu kembali meringis dan menampilkan wajah pasrah untuk kesekian kalinya. Ia mulai memejamkan matanya lagi, disaat aku ingin memberikan garis eyeliner pada bagian kelopak matanya.

Setelah selesai dengan riasan pada bagian mata, aku mulai menyisir bagian rambut alisnya yang sangat tebal. Lalu membentuk alis Niko menggunakan pensil alis berwarna dark brown. Hingga tampilan alisnya kini tampak semakin elok berkat tangan ajaibku.

"Sini bibir kamu," ujarku sambil mengambil lipstik berwarna merah bata. "Bibir kamu kan udah bagus, kalau aku tambahin sedikit warna pasti makin bagus lagi."

"Iya, udah terserah kamu. Aku mah pasrah aja."

"Sebentar lagi selesai kok."

"Dari sejam lalu juga ngomongnya sebentar lagi sebentar lagi. Tapi sampai sekarang belum selesai juga," jawabnya lesu.

"Ini kan demi kebaikan anak kita, Niko. Kayaknya anak kita tau deh kalau wajah Papanya itu ganteng maksimal."

"Demi kebaikan anak kita sekaligus kesempatan kamu untuk jailin aku, kan?"

Aku menatap wajahnya tak percaya. "Kamu nggak percaya sama aku?"

Niko menghembuskan napas panjang. "Iya, aku percaya sama kamu. Itu tadi cuma bercanda aja."

"Nah udah selesai nih!" kataku sembari memberikan cermin padanya. "Coba liat deh, kamu cantik banget!"

Niko mengambil cermin itu dariku dengan gerakan malas. Kemudian kedua matanya melebar saat ia mulai melihat pantulan dirinya sendiri pada cermin. Niko terdiam selama kurang lebih 5 detik sebelum akhirnya ia memelukku secara paksa.

"SABITAAAA SINI KAMU!" teriak Niko sambil memeluk erat tubuhku. "KENAPA MUKA AKU JADI WARNA-WARNI GINI KAYAK PELANGI?!"

"HAHAHAHAHAHA!" aku hanya dapat tertawa terbahak melihat wajah kesal Niko yang menurutku sangat lucu. "IYAAA CANTIK KAN KAYAK PELANGI?"

"BUKAN KAYAK PELANGI, INI MAH MALAH KAYAK KAUM PELANGI ANJIR!" ocehnya sembari berusaha menghilangkan lipstik yang menempel di bibirnya.

Lagi-lagi aku tertawa keras melihat wajah tampannya yang kini malah terlihat cantik seperti wanita Korea.

"Sebagai gantinya aku harus cium kamu berkali-kali," katanya yang berusaha untuk terlihat marah padaku.

"Dih, itu mah emang maunya kamu!"

Tanpa menjawab lagi, Niko kembali memeluk erat tubuhku dan langsung menciumi semua bagian wajahku. Ia melakukan itu dengan sengaja karena ingin menempelkan bibirnya yang diolesi lipstik pada kedua pipiku.

Rumah Kedua [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang