25. Lembah Biru

481 230 70
                                    

"Selamat datang di Lembah Biru.

Air yang penuh dengan rapalan doa dari tulusnya hati seorang pecinta muda.
Rumput ilalang yang tumbuh subur berkat derasnya air mata sang penunggu temu.
Kelopak bunga yang mulai merekah diiringi isak tangis dari para pengunjung.
Patahan ranting yang berguna untuk menggoreskan dua nama insan manusia yang saling berjanji atas nama cinta.

Keindahannya berasal dari pengaduan dan rintihan doa dari para manusia pendosa di muka bumi. Pengaduan dari manusia yang hampir berputus asa dan rintihan doa dari manusia yang memiliki sedikit harapan untuk kehidupan.

Hanya manusia yang memiliki belas kasih untuk dapat menikmati keindahan itu. Bahkan keindahannya mampu membutakan mata seorang manusia pendendam."

Selamat Membaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat Membaca....

Aku memandangi selembar kertas putih yang ada di atas meja. Surat pengunduran diri atas nama Salma Ganishya Dahrin berhasil membuatku tak dapat berkonsentrasi bekerja. Hari ini Salma  tidak menunjukkan batang hidungnya di kantor. Bahkan, ia menyuruh Arka selaku kakak kandungnya untuk menyampaikan surat pengunduran diri itu langsung kepadaku.

Aku merasakan sakit kepala hebat karena semalam hanya tidur selama 2 jam. Tanpa sarapan akupun langsung bergegas ke kantor, berharap dapat bertemu dengan Salma pagi ini. Namun, ternyata harapanku dipatahkan dengan adanya kabar Salma yang tiba-tiba saja ingin mengundurkan diri.

"Gue Arka Mahesa selaku kakak kandung dari Salma, meminta maaf sebesar-besarnya atas pengunduran diri adik gue dari kantor ini."

"Kak," panggilku.

"Hm?"

"Gue mau Salma sendiri yang izin ke gue secara langsung."

"Dia nggak ada di rumah, Sabita."

"Lo tau nggak dia ada di mana?"

"Enggak, dia pulang sebentar ke rumah pas subuh tadi cuma buat ngasih surat itu ke gue."

"Dia lagi di hotel tuh sama mantan gue, lo jemput gih sekarang."

Wajah tampan Arka yang semula tersenyum manis, lengkap dengan dua buah lesung pipinya mendadak berubah.

"Maksud lo? Gue nggak ngerti. Tolong jelasin lebih detail lagi."

Sebenarnya aku tak harus mengadu ke Arka, karena aku yakin setelah ini Arka akan benar-benar menjemput Salma dan membawanya pulang ke rumah.

Aku menghembuskan napas panjang, sebelum memberi penjelasan padanya.

"Semalam gue baru pulang dari kantor dan dijemput sama Niko. Pas lewatin tempat clubbing, gue ngeliat Salma keluar dari tempat itu berdua sama Rafi. Gue langsung ikutin mereka dan mereka berhenti persis tepat di depan Hotel Greenland. Gue udah paksa Salma untuk ikut pulang, tapi dia tetap nggak mau."

Rumah Kedua [COMPLETED]Where stories live. Discover now