26. Tuan Aliandra

465 216 104
                                    

"Mencintai seseorang tanpa mengharapkan kebersamaan, merupakan suatu kebohongan terbesar yang diciptakan oleh manusia di muka bumi."

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca.....

Aku memeluk diri sendiri sembari menggosok kedua telapak tangan, untuk menyalurkan kehangatan pada tubuhku. Jaket tebal berwarna dark brown milik Niko, mampu menghalau cuaca dingin di pagi hari dan dapat memberikan kehangatan pada tubuhku.

Jari tanganku bergerak untuk merangkai kalimat di atas kaca yang berembun. Aku terbangun tepat pukul 6 pagi tadi. Sudah hampir 30 menit aku terduduk di dekat jendela, sembari menikmati indahnya pemandangan Kebun Raya Cibodas. Aku tidak ingin mengganggu Niko yang masih tertidur pulas di kamarnya.

"Teh, ngeteh dulu teh."

Aku dapat melihat sosok laki-laki yang sedang membawa cangkir di tangannya.

"Kok bengong?" tanyanya heran. "Gue udah bikinin teh hangat buat lo, minum dulu nih."

"Gue kira lo masih tidur di kamar."

Niko jalan menghampiriku sambil menyodorkan cangkir itu.

"Gue udah bangun daritadi, kirain lo masih tidur. Jadi, gue nggak mau ganggu dulu," sahutnya.

Aku mengambil cangkir teh hangat itu dari tangannya. "Makasih, lo nggak bikin teh juga?"

"Kemarin gue udah bilang sama lo kan, gue kurang suka sama teh."

"Oh iya, gue lupa hehehe."

"Tapi kalau lo yang bikinin, gue suka sih."

Aku mengerjap beberapa kali untuk memahami arti kalimatnya.

"Gimana gimana? Mau gue bikinin teh?"

Niko tertawa kecil sembari mengusak kepalaku.

"Gue nggak suka teh. Tapi, kalau lo yang bikinin, gue pasti langsung suka."

"Kok bisa gitu?"

"Iyalah, gue kan sukanya sama lo. Jadi, gue bakalan suka apapun yang lo kasih, meskipun sebenarnya gue nggak suka."

Aku terdiam memandangi wajah Niko yang sedang menatapku juga. Air mukanya terlihat tenang, begitupun dengan tatapan dari kedua manik mata hitam legam miliknya.

"Lo mandi duluan aja, ya? Gue udah masakin air hangat, nanti gue taruh ke bak mandi," ucap Niko sembari berdiri.

"Lo masakin air hangat buat gue mandi?"

"Iya, sebentar ya gue angkat dulu airnya. Terus juga kemarin gue udah beliin handuk baru khusus buat lo tuh."

Niko menunjuk handuk berwarna biru pastel yang ada di atas kasurku.

"Nanti kalau gue panggil, lo langsung ke kamar mandi ya," ujarnya pelan sembari berlalu dari hadapanku.

Aku terpaku menatap langkahnya yang berlalu keluar dari kamarku. Masih tak percaya dengan perlakuan Niko yang benar-benar berbeda dari biasanya. Seorang Nikolas yang terkenal dengan sifat angkuh dan dingin sampai enggan berbicara dengan teman perempuan di sekolahnya, kini mendadak memperlakukan diriku dengan sangat hangat.

Rumah Kedua [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang