14. Festival Lampion

505 318 131
                                    

"Bagiku, kamu sudah menjadi yang terbaik. Bila ada yang tidak sependapat denganku, ia hanyalah sosok asing yang tidak seberuntung aku dalam memahamimu."


**

The One – Kodaline

Tell me, tell me that you want me
And I'll be yours completely
For better or for worse
I know we'll have our disagreements
Be fighting for no reason
I wouldn't change it for the world

'Cause I knew the first day that I met you
I was never gonna let you
Let you slip away
And I still remember feeling nervous
And tryna find the words to
Get you here today

'Cause I knew the first day that I met youI was never gonna let youLet you slip awayAnd I still remember feeling nervousAnd tryna find the words toGet you here today

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat Membaca...

Hari ini situasi kantor sangat ramai sekali. Mataku menangkap ada beberapa orang anak muda yang memakai almamater kampus. Mereka sedang duduk tenang di atas sofa ruang tunggu. Sepertinya mereka salah satu dari sekian banyaknya anak-anak yang akan magang di kantor ini. Alina telah menyerahkan daftar nama-nama mereka beserta dari universitas mana mereka belajar.

Aku berjalan menghampiri empat orang anak muda tersebut, dua laki-laki dan dua perempuan. Mereka sedang mengobrol serius satu sama lain.

"Selamat pagi," sapaku.

"Selamat pagi, Bu." sahut mereka sambil berdiri.

"Kalian sudah bertemu dengan Ibu Alina kemarin?" tanyaku.

"Sudah, Bu. Kami sudah bertemu Ibu Alina dan beliau bilang kami magang mulai hari ini," jawab anak laki-laki yang paling tinggi.

Aku mengangguk. "Baik kalau begitu, kalian sudah tau dimana letak ruangan yang akan kalian tempati?"

"Sudah, Bu."

"Baik, mari saya akan mengantarkan kalian ke ruangan tersebut."

"Baik, Bu. Terima kasih."

Aku tersenyum simpul, lalu berjalan menuju lantai 3 untuk mengantar mereka ke ruangan yang akan di tempati. Meskipun mereka sudah tau dimana letak ruangan itu, aku tetap ingin mengantarnya.

Aku tidak sembarangan memberikan izin untuk memperbolehkan kantor ini sebagai tempat magang. Mereka merupakan salah satu dari anak-anak yang terpilih untuk magang di kantor ini, karena aku akan melihat potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Kalau mereka mempunyai kemampuan yang baik, aku akan merekrut salah satu dari mereka untuk bekerja di perusahaanku.

"Ini ruangan kalian, dan dua orang lagi bisa menempati ruangan di sebelah," aku menunjuk 2 ruangan yang saling bersebelahan.

"Baik, Bu. Terima kasih banyak."

Rumah Kedua [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang