57. Feeling

88 6 0
                                    

Dari kejauhan, sepasang mata mengawasi Kaina dan Lingga yang sedang asyik tertawa. Saling bercanda dan menggoda satu sama lain.

"Gua kalah terus dari lo."

Laki-laki dengan kemeja abu-abu, itu bergumam pelan. Merasakan sesuatu yang membuat dadanya begitu sesak. Seolah diruangan sebesar ini tidak ada oksigen yang tersisa untuk dia hirup.

Dia sudah berusaha, berusaha sekuat yang dia bisa untuk melupakan perasaannya. Mencoba untuk mengubur perasaannya sendiri. Meskipun berat, dia sudah berusaha. Walaupun tidak ada hasilnya.

Setiap hari, semakin lama perasaanya terus bertambah. Rasa cintanya seolah membesar sampai dia sendiri tidak mengerti mengapa hal itu terjadi. Dia tau cintanya tidak akan terbalas, dia tau bahwa yang akan dia terima adalah rasa sakit. Tapi itu sama sekali tidak mengubah perasaannya. Semakin dia berusaha, semakin sulit dia melupakannya.

Deg!

Laki-laki itu menoleh saat merasakan sebuah tepukan pelan di pundaknya. Kemudian mendapati seorang gadis berdiri di belakangnya. Gadis itu tersenyum, sambil sedikit melambaikan tangannya.

"Dari tadi?"

"Kadang, apa yang kita sukai memang gak bisa kita miliki." bukannya menjawab apa yang laki-laki itu tanyakan. Gadis itu malah mengucapkan hal lain. Melangkahkan kakinya untuk berdiri tepat di samping laki-laki itu.

"Susah kalo saingannya temen sendiri." ucap laki-laki itu.

Gadis itu menolehkan kepalanya pada laki-laki tinggi yang ada di sampingnya. Tangannya terangkat menyodorkan gelas berisi jus yang dia pegang.

"Apa?" laki-laki itu mengernyit bingung.

"Minum." ucapnya.

Meskipun sempat berfikir, kemudian laki-laki itu menerima pemberian gadis di sebelahnya. Meminum jus itu dalam beberapa tegukan. Menghilangkan kekeringan di tenggorakannya.

"Kenapa lo gak coba bilang aja sama Kaina, kalo lo suka sama dia?" tanya gadis itu.

"Udah."

"Terus, dia jawab apa?" tanyanya penasaran.

"Dia nolak gua." jawabnya yang sama sekali tidak mengobati rasa penasaran gadis di sampingnya.

"Lo udah di tolak dan masih ngarep?"

"Gua gak ngarep. Gua cuma belum bisa lupain perasaan gua."

"Sama aja."

"Beda lah, kalo ngarep tandanya gua masih berharap Kaina bakal nerima gua. Sedangkan sekarang, gua gak berharap Kaina nerima gua, gua cuma belum bisa hilangin perasaan gua buat dia." jelas laki-laki itu. Menghilangkan salah pengertian yang ada di otak gadis di sampingnya.

"Tapi kalo bisa, lo mau dia jadi punya Lo kan?"

"Enggak."

_✨✨_

"Lingga!"

Lingga menghentikan langkahnya kala mendengar seseorang memanggil namanya. Laki-laki itu menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Matanya menangkap seorang gadis dengan hoodie cream sedikit berlari untuk sampai padanya.

"Kenapa Ver?" tanya Lingga, begitu gadis itu sudah sampai di hadapannya.

"Lo liat Aris gak? Gua udah cari di kantin gak ketemu. Gua kira dia sama Lo." tanya Vera, memberitahukan tujuan dirinya tiba-tiba ada di area fakultas teknik.

"Gak sama gua. Gua aja baru sampe kampus." jawab Lingga. Laki-laki itu kembali melangkahkan kakinya, diikuti oleh Vera. Keduanya berjalan beriringan melewati karidor panjang kampus fakultas teknik itu.

LinggaWhere stories live. Discover now