[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!]
⚠️ SEGALA SESUATU YANG TERTUANG DI DALAM CERITA INI ADALAH MURNI DARI IMAJINASI AKU SENDIRI
⚠️ JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, TEMPAT, DAN SUASANA ITU HANYA UNSUR KETIDAK SENGAJAAN SEMATA
___
Ini kisah tentang Lingga Raevan...
Makasih buat yang udah pencet dan selamat membaca ♥️
___
Happy reading 🔥
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hari mulai berlalu, kedekatan Kaina dan Lingga sudah semakin intens. sekarang Lingga sudah punya kebiasaan baru. Setiap pagi Lingga akan menjemput Kaina dan mengantarkan gadis itu ke sekolahnya. Dan jika Lingga tidak punya kesibukan penting, saat dia pulang sekolah dia akan menjemput Kaina. Dia bahkan siap menjadi supir pribadi gadis itu.
Sama seperti hari ini. Lingga meninggalkan teman-temannya di tempat nongkrong untuk menjemput gadis yang disebutnya 'calon pacar' itu.
"Bucilol loh!" seru Tyan yang sama sekali tidak di hiraukan oleh Lingga. Atau bahkan tidak Lingga dengar, karena motornya sudah melaju cepat.
"Apa anjir bucilol?" tanya Rama penasaran. Selama ini Rama hanya pernah mendengar bucin atau bulol, ini sekarang bucilol apa?
"Mulut dia kan ajaib Ram." ucap Aris, terkekeh. Meskipun dia juga bingung apa yang dimaksud oleh Tyan.
"Budak cinta tolol!" jawab Tyan dengan tidak santai.
"Kemaren budama. Sekarang bucilol." Dika menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
Kemarin Tyan sempat mengomentari seorang teman seangkatannya yang dikenal suka gonta ganti pasangan, dan parahnya pasangannya harus kaya. Entah dapat darimana Tyan dengan lantang mengucapkan "Dasar budama!" yang katanya adalah 'buaya darat matre'.
"Cocok deh lo buat KBBT." ucap Rama.
"Apalagi tuh KBBT?"
"Kamus Besar Bahasa Tyan!"
_✨✨_
Motor sport milik Lingga berhenti di depan gerbang sekolah Kaina. Lingga pikir dia sudah terlambat dan membuat gadis itu menunggu, tapi ternyata saat dia sampai dia belum melihat Kaina di sana. Gadis itu mempunyai sesuatu perkejaan OSIS di hari weekend ini, itu sebabnya dia meminta Lingga menjemputnya di sekolah.