22. Karin, Karin

680 34 31
                                    

Bintangnya pencet dulu dong🌟

"Ternyata tahta Karin lebih tinggi yaa."

~Kaina

Happy reading 🔥

Hari telah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari telah berlalu. Kegiatan pekan olahraga di SMA Nawasena sudah resmi di tutup pada Jum'at siang kemarin. Dan para murid dari 13 sekolah yang ikut berpartisipasi bisa beristirahat dengan nyaman di weekend minggu ini.

Kaina, gadis itu tengah tengkurap di kasur kesayangannya dengan sebuah laptop menyala di depan wajahnya. Di sampingnya ada sebungkus camilan yang selalu menjadi camilan favoritnya. Dia memilih menonton untuk menghabiskan waktu di sabtu paginya ini.

"Kenapa gak di avada aja sih."

Begitulah kebiasaan Kaina saat menonton. Ngoceh sendiri.

"Kaina."

Tok...tok...tok...

Suara lembut Kinanti terdengar bersamaan dengan ketukan pintu.
Kaina menghentikan tontonannya. Kemudian bangkit dari kasur dan membukakan pintu untuk Kinanti.

"Kenapa ma?" tanya Kaina begitu pintu terbuka.

"Karin kamu janjiin apa?" tanya Kinanti.

"Hah? Janji apa?" bukannya menjawab Kaina malah balik bertanya. Pasalnya dia memang tidak pernah berjanji apapun kepada Karin.

"Ditanya kok nanya balik. Dia nangis itu, katanya mau beli kucing." jelas Kinanti.

"Loh terus, hubungannya sama Kaina apa?" tanya Kaina bingung. Tadi bertanya tentang janji, tapi kemudian jawabnnya kucing. Kan gak nyambung ya.

"Gatau bunda juga bingung. Coba deh kamu yang ngomong." ucap Kinanti, menunjuk kelantai bawah.

Kaina langsung menutup pintu dan mengekori Kinanti turun kebawah. Suara tangisan Karin mulai terdengar begitu Kaina hampir sampai di tangga.

"Huaaaa.....hiks.....huaaa....."

"Karin mau beli kucing....."

"Hiks..."

"Kenapa dia pa?" tanya Kaina begitu sampai di depan Karin yang berusaha ditenangkan oleh Dimas.

"Gatau. Coba kamu yang ngomong."

"Karin. Kenapa?" Kaina sedikit menunduk memegang pundak gadis itu.

"Huaaa..... Karin mau beli kucing!" tangisan Karin malah semakin lantang.

LinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang