12. Dunia yang Sempit

841 91 32
                                    

Bintangnya di anggurin aja, pencet dulu dong😙🌟

Bintangnya di anggurin aja, pencet dulu dong😙🌟

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Happy reading 🔥

---

Kaina memasukkan beberapa camilan kedalam kulkas. Menatanya sedemikian rupa agar terlihat rapi.

"Non udah ngisi lagi." Kaina menoleh saat mendengar suara bik Atih.

Bik Atih itu pembantu dirumah Kaina. Dia baru kembali tiga hari yang lalu dari kampung halamannya setelah cuti selama hampir dua bulan. Kenapa bisa selama itu? Kaina juga tidak tau.

"Iya bik. Camilan kesukaan Kai cepet habis. Di cemilin Karin sama Rafael." Kaina mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kebiasaannya mereka itu non." bik Atih tertawa renyah. "Butuh bantuan bibi gak non?" tanya bik Atih.

"Boleh deh, ini ditata aja. Kai mau ganti baju soalnya." ucap Kaina menjelaskan.

Kaina memang baru pulang sekolah. Bahkan tas ranselnya belum dia letakkan di kamar. Melainkan tergeletak begitu saja dilantai dapur.

"Oh iya bik, nanti kalo ada Bila suruh langsung ke kamar aja ya." ucap Kaina memberitahu.

Setelah meraih tas ranselnya, Kaina melegang meninggalkan dapur. Menuju tempat favoritnya dirumah ini. Yang sudah pasti adalah kamarnya.

Kaina langsung merebahkan tubuhnya di kasur begitu dia sampai di dalam kamar. Tubuhnya seakan remuk setelah berlatih badminton seharian.

-✨✨-

Bila duduk dengan tenang di depan meja riasnya. Memakai softlens yang dikhususkan untuk membantu penglihatannya. Karena ada saatnya dia malas menggunakan kacamata, jadi dia memakai softlens sebagai gantinya. Sama seperti Kaina, hanya saja Kaina memakai softlens setiap hari dan kacamata hanya dia pakai di dalam rumah saja.

Setelah softlens terpasang dengan nyaman dimatanya, Bila beralih kepada wajahnya memoles make up agar wajahnya terlihat segar.

"Mau kemana dek?" Andra memperhatikan Bila yang sedang mengoleskan lipstik dari ambang pintu kamar.

"Mau pergi." jawabnya, lanjut menata rambutnya.

"Iya tau, maksudnya pergi kemana?" tanya Andra lagi.

"Keluar." jawab Bila.

"Serah deh, serah!" Akhirnya kesabaran Andra habis juga.

Bicara sama anak usia 18 tahun, tapi berasa masih umur 8 tahun.

"Nanti kalo reinkarnasi, pas pembagian otak jangan ngacir beli kerupuk lagi." ucap Andra kesal, kemudian berlalu pergi tampa menutup pintu kembali.

LinggaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ