Part 091

39 3 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Tira memberitahu ayahnya tentang kecelakaan yang ia alami. Tira tidak bilang kalau dirinya terluka serius di bagian lengan. Ia hanya menceritakan kalau mantan pacarnya yang gila ingin membunuhnya. Bahkan Tira mengatakan pada ayahnya kalau Prajas telah berjasa dan menolongnya. Ia berharap ayahnya mau mengakui Prajas sebagai anaknya dan menjadikannya bagian dalam keluarga besar Adiwijaya.

Namun, seperti biasa... Albert mendramatisir cerita. Yang ia katakan pada Hellena dan Lyra adalah Prajas meneror Tira dan hampir membunuhnya.

Tentu saja Hellena dan Lyra menjadi panik dan tidak berhenti menghubungiku Tira.

Sementara itu, Aero tampak khawatir dengan keadaan Tira yang mengaku kalau dirinya depresi gara-gara Henry.

Karena khawatir Tira berpotensi mengalami depresi berkepanjangan, Prajas pun sering mengawasi Tira diam-diam seperti waktu itu. Ia membuntuti dan memperhatikan semua kegiatan yang dilakukan oleh Tira.

Prajas sudah berhenti mengganggu Lyra mengingat apa yang dilihatnya sewaktu Henry mengkasari Tira, itu membuat Prajas berpikir kalau posisi Lyra juga sama seperti Tira karena perbuatannya. Ia tidak ingin Lyra menderita seperti Tira sehingga Prajas berhenti egois.

Prajas memilih untuk lebih memperhatikan Tira yang tinggal sendirian di Amerika tanpa siapa-siapa di sisinya.

Suatu hari, Prajas duduk di bangku taman di seberang kantor pusat Adiwijaya sambil berpura-pura membaca koran.

Prajas melihat Tira keluar dari kantornya. Prajas kembali berpura-pura membaca koran hingga menutupi wajahnya. Saat ia menurunkan korannya, Prajas tidak melihat keberadaan Tira. Ia melihat ke sekeliling.

"Ke mana dia pergi?" gumam Prajas.

"Kau mencariku?" tanya Tira yang ternyata entah sejak kapan ia berada di belakang Prajas.

Prajas terkejut dan menoleh. "Se-sejak kapan kau di belakangku?"

Tira tersenyum sambil memeluk Prajas. "Jadi benar kau mencariku?"

"Jangan memelukku, nanti orang-orang mengira kau pacarku. Lihatlah ada karyawanmu yang baru keluar dari kantor dan melihat pada kita," gerutu Prajas.

Tira tertawa. "Kau 'kan kakakku."

Prajas terdiam untuk sesaat. Ia mendongkak menatap Tira yang juga menatapnya dengan serius.

"Kau serius sekali, padahal kau sendiri yang bilang pada dokter waktu itu kalau kau kakakku," kata Tira.

"Ohh." Prajas baru mengerti kalau Tira hanya bercanda.

"Lagi pula, aku sudah punya pacar. Mereka tidak akan berpikiran yang bukan-bukan," ucap Lyra.

"Oh, begitu."

"Mau makan malam bersamaku?" ajak Tira.

⏰⏰⏰

Di restoran.

Prajas dan Tira menyantap hidangan makan malam dengan lahap. Mereka terlihat begitu akrab, padahal baru dua kali bertemu.

"Kau suka makan di sini?" tanya Prajas memulai pembicaraan.

Tira menggeleng. "Aku jarang keluar, kecuali ada temanku yang mengajakku makan di luar. Selebihnya aku tinggal di rumah. Aku hanya keluar saat pergi ke kantor."

"Oh, begitu."

"Aku punya beberapa teman dan aku bukan gadis pendiam, hanya saja aku lebih banyak menghabiskan waktu sendiri. Tapi, aku juga gaul dan tidak ketinggalan zaman, jadi jangan berpikir aku gadis pendiam atau kurang pergaulan, ya," kata Tira lagi.

CHRONOPHILEOnde histórias criam vida. Descubra agora