Part 049

67 6 0
                                    

◤─────•~❉✿❉~•─────◥

"Selamat malam, Aero," sapa Alicia kemudian ia pun duduk.

"Ke mana yang lainnya? Kau bilang, kau mengundang temanmu yang lain," tanya Aero.

Alicia tersenyum. "Ya, dan aku lupa kalau kau satu-satunya sahabat yang aku punya. Jadi, hanya kau yang datang."

Aero mengernyit mendengar jawaban Alicia. "Kau tidak mengundang mereka? Kau hanya mengundangku? Kau sengaja?"

"Kau tidak membwa istrimu?" tanya Alicia tampaknya ia sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaan Aero, sehingga ia mengalihkan pembicaraan.

Aero juga tidak berniat menjawab pertanyaan Alicia, sehingga pria itu memilih untuk tidak merespon. Ia memperhatikan apa yang dilakuan Alicia.

Alicia mengambil gelas berisi anggur lalu meneguknya. Gadis itu kembali menatap Aero. "Biasanya kau akan menyanyikan lagu ulang tahun untukku. Aku ingin mendengarnya lagi seperti sebelum-sebelumnya."

"Sekarang kita sudah sama-sama dewasa. Lagu ulang tahun hanya untuk anak-anak. Dulu kita masih SMP," tolak Aero datar.

Alicia tersenyum dan menghabiskan satu gelas anggur. "Ya, sekarang kita sudah dewasa. Aku sudah dewasa sekarang."

"Sekarang kau pasti sedang mabuk. Kau tidak pernah minum anggur sebelumnya," kata Aero sambil menahan Alicia yang akan menuangkan anggur ke dalam gelasnya yang kosong.

"Baik, aku tidak akan minum lagi. Tapi, sebagai gantinya kau harus tetap di sini dan bersamaku," ucap Alicia penuh penekanan.

"Aku akan segera pulang setelah semua ini selesai," kata Aero tegas.

Alicia mendecih. "Karena istrimu?"

"Ya, aku harus kembali, karena aku meninggalkan istriku di rumah," ujar Aero.

Alicia menatap Aero dengan tatapan terluka. "Kenapa harus dia yang menjadi istrimu? Kenapa tidak aku saja?"

Aero mengerutkan keningnya. Ia baru menyadari kalau ternyata Alicia menyukainya.

"Kau sahabatku, Alicia. Aku...."

"Tidak!" teriak Alicia. "Aku lebih mengenalmu, aku lebih dulu mencintaimu, aku lebih cantik dan lebih muda darinya! Kenapa kau memilihnya?"

"Karena aku mencintainya."

Jawaban Aero membuat Alicia terdiam seketika. Ia menangis dan memukul dada Aero.

"Kenapa? Kenapa kau tidak mencintaiku? Apa salahku? Apa kekuranganku?" tangis Alicia.

"Kau sudah seperti saudara bagiku." Aero beranjak dari kursi lalu ia meletakkan kado ke meja makan. "Selamat ulang tahun."

Setelah mengatakan itu, Aero pun pergi.

Alicia mengusap air matanya yang tidak berhenti mengalir lalu ia membuka kado tersebut. Ternyata isinya tas dan sepatu dari brand ternama.

"Aaarrgghh!!" Alicia melemparkan kado tersebut ke lantai.

Sesampainya di rumah, Aero melihat Lyra tertidur di sofa dengan posisi duduk. Wanita itu menunggu kepulangan suaminya sampai-sampai ia ketiduran.

Aero merasa bersalah karena meninggalkan Lyra sendirian di rumah untuk Alicia yang sengaja membuatnya datang sendirian ke rumah wanita itu. Pria itu menyesal karena telah datang dan mendengarkan omong kosong gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

Aero membelai rambut istrinya dengan lembut. "Maafkan aku, seharusnya aku tidak pergi."

Dengan lembut dan hati-hati, Aero mengangkat tubuh Lyra untuk memindahkannya ke kamar.

CHRONOPHILEWhere stories live. Discover now