1.3 🚩

2.7K 227 16
                                    

Terdapat adegan kekerasan!

H a p p y 💫 R e a d i n g

Yasha menatap orang-orang yang masih mengelilinginya dengan takut. Sungguh, ia sangat menyesal karena tadi masuk begitu saja.

Sudah ia pastikan, jika kini ia sedang berada di markas anak geng motor. Wajah mereka sangat menyeramkan, hampir semua dari orang-orang itu berwajah sangar dengan pakaian yag terkesan berantakan.

Sangat jauh berbeda dengan apa yang dikatakan kakak sepupunya. Kakak sepupunya berkata jika anak geng motor itu ganteng-ganteng.

"Ada apa ini?" tanya seseorang yang langsung membuyarkan lamunan Yasha.

Ia langsung menoleh ke arah sumber suara, dan dapat ia lihat dua orang yang berbeda jenis kelamin sedang berjalan ke arah dirinya. Ia tidak tau seperti apa wajah mereka karena mereka yang mengenakan masker.

Mengapa ia tahu jika mereka berbeda gender, itu karena salah satu dari dua orang itu memiliki rambut yang panjang. Atau itu seorang laki-laki yang memiliki rambut panjang?

Ah, persetan dengan semua yang ia pikirkan, yang harus ia pikirkan saat ini adalah bagaimana ia harus keluar dari sini!

"Ini bos, ada anak kecil yang nyasar ke markas kita. Katanya sih di kejar preman, tapi ya gak tau," jelas salah satu dari mereka.

Yasha melihat sekilas seseorang yang tadi menjelaskan, lalu kembali menunduk saat melihat tatapan sangat pemuda itu.

"Habisin." Ucapan singkat tadi orang yang disebut bos itu langsung membuat tubuh Yasha semakin menggeletar.

Oh ayolah, ia tau apa maksud dari ucapan seseorang itu. Maksud dari habisin tentu saja mengarah pada ia yang mungkin akan dihajar oleh mereka.

"Ma-maaf, k-kak! Ta-tapi a-aku memang di kejar preman. Tanya aja sama mereka, bahkan mereka ngeliat sendiri kalo ada preman yang tadi ngejar aku!" ucap Yasha cepat.

Ia menatap pada pemuda yang di panggil bos tadi dengan mata berkaca-kaca karena takut.

"Bisa aja lo cuma alasan, padahal lo aslinya mata-mata dari geng sebelah. Udah habisim aja ni bocah," ucap sesosok yang ia duga seorang perempuan tadi.

Mendengar suaranya, sepertinya memang benar jika ia adalah seorang perempuan. Yasha menatap takut sesok di depannya. Sesosok menyeramkan yang kini membuka maskernya dengan gaya slomwo hingga memperlihatkan wajah cantiknya.

"Lo imut, lo ganteng, dan lo cantik. Muka lo cukup sempurna, tapi gimana kalo gue hancurkan?" ucapnya dengan seringai yang tercetak apik disudut bibirnya.

Tanpa sadar, air mata Yasha mulai terjatuh. Dengan gemetaran, ia berjalan mundur menghindari sesosok gadis di depannya.

"Oh, no! Dia menangis." Mengusap air mata Yasha, ia berkata dengan lembut.

"K-kak, se-seriusan, a-aku c-cuma kesasar, kak!" ucap Yasha sekali lagi meyakinkan.

Plak...

Tamparan yang sangat kuat itu mampu membuat Yasha terjatuh duduk. Ia refleks memegang pipinya yang mendenyut. Belum sempat kesadarannya kembali, sebuah jambakan yang sangat kuat terasa dari rambutnya. Membuat ia seketika menoleh ke atas.

Melihat bagaimana sesosok gadis cantik iti tersenyum manis kepadanya.

"Sekali lagi lo ngomong, gue pastikan lo nggak bakal bisa ngomong lagi untuk selamanya!"

Plak...

Lagi, kembali ia merasakan tamparan dari pipi sebelah lainnya. Air mata sudah tidak lagi terbendung, isak tangis mulai terdengar.

"Menangislah, maka gue akan semakin menikmatinya."

Kejam, itulah yang menggambarkan sesosok di depannya ini. Wajahnya yang layaknya malaikat sangat berbanding terbalik dengan sifatnya yang seperti iblis.

Plak...

Plak...

Plak...

Plak...

Tamparan demi tamparan kembali ia dapatkan, membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah. Dapat ia rasakan bagaimana rasa amis darah menyentuh indra perasanya.

"A-ampun, Y-yasha mo-mohon a-am-pun," ucapnya dengan terbata.

"Ampun? Apa untungnya bagi gue kalo gue berenti?" tanya sesosok itu dengan sinis.

Ia melepaskan jambakannya, menatap Yasha dengan pandangan yang merendahkan.

Yasha tak lagi bisa menjawab, sudut bibirnya sudah perih karena tamparan tadi. Penampilan rapinya juga sudah berganti dengan acak-acak kan.

Ia menatap ke sekelilingnya dengan memohon, memohon agar ada satu orangpun yang membantunya. Tapi nihil, mereka semua malah tampak menikmati pertunjukan yang ada.

Seolah apa yang terjadi padanya adalah sebuah pertunjukan yang sangat menarik.

"Lo ngapain nengok ke yang lain? Minta bantuan? Nggak bakal ada yang bisa bantuin lo, tolol!" sesosok itu menonyor kepala Yasha hingga Yasha terhuyung ke belakang.

"Jangan keterlaluan Sena, anak orang bisa mati lo buat," ucap sesosok yang dipanggil bos tadi.

Sesosok gadis itu, atau mungkin kiya panggil saja Sena. Ia menetap kesana sesok Bos itu.

"Apa sih, gue cuma seneng-seneng doang," ucap Sena kesal. Ia bangkit dari jongkoknya dengan kesal.

Sebelum itu, ia lebih dulu menonyor kepala Yasha dengan sinis.

"Wuih-wuih, ada apa ni? Ada apa ni?" tanya seorang remaja yang baru saja datang.

Remaja itu masih mengenakan seragam putih abu-abunya, ka menatap kesekeliling sebelum akhirnya fokus pada Yasha yang sudah tidak berdaya.

"Eh, Nand, itu adek lo bukan?" tanya pemuda itu pada temannya yang juga baru datang.

Mendengar nama dari sesosok yang ia kenal, Yasha langsung menoleh ke arah sana. Dan dapat ia lihat, bagaimana sang Kakak yang menatap dirinya datar.

"Lo kenal?" tanya Sena.

"Itu mah si Yasha, Kak Sen. Adek barunya di Nanda," jawab pemuda tadi dengan sedikit bingung.

Tanpa sepatah katapun, Nanda datang dan membawa Yasha pergi dengan cara digendong.

"Lo nyusahin," ucapnya dengan dingin.

"Maaf dan makasi, Abang."

Sungguh, Yasha tidak terlalu berharap kalau Nanda akan menolong dirinya. Mengingat bahwa sedari awal dia datang, sesosok itu sudah memancarkan aura permusuhan terhadap dirinya.

Nanda pergi dari markas geng motornya dengan membawa Yasha digendongannya. Meninggalkan teman-temannya yang kini mendadak diam.

-t b c-


Yasha And His New StoryWhere stories live. Discover now