1.6

1.9K 149 1
                                    

H a p p y 💫 R e a d i n g

"Kakak masih baik sama dia sementara, Bang Nanda udah babak belur dibuat, Ayah?" tanya Panda langsung begitu Manda membuka pintu kamarnya.

Ya, disinilah mereka berada, di kamar si bungsu Panda, untuk membicarakan hal yang menurut mereka penting.

Manda menghela nafas pelan, ia menatap Panda yang kini menatap dirinya kesal dengan lembut. Ia pun mendudukkan dirinya di kursi belajar Panda.

Sementara saudara kembar dan adik satu-satunya itu berada di tempat tidur Panda.

Dapat Manda lihat, bagaimana wajah Nanda yang penuh dengan luka memar. Jangan lupakan bahwa sudut bibirnya sedikit robek dengan bekas darah yang mengering.

Sepertinya pemuda itu lupa membersihkan lukanya sendiri.

"Kita nggak bisa nyalahin Yasha, karna disini Yasha juga korban," jelas Panda lembut.

"Korban? Jelas-jelas dia sumber masalah dari semua masalah yang ada. Lo nggak usah jadi naif deh, make segala belain tu anak pelakor lagi," sarkas Nanda pedas dan langsung diangguki setuju oleh Panda.

Manda menatap tidak setuju pada Nanda. Karena mau bagaimanapun, Yasha sama sekali tidak bersalah dalam hal ini.

"Kakak tau sendiri gimana gak adilnya Ayah sama kita. Ayah seolah-olah buat kita selalu salah padahal kita nggak ngapa-ngapain... Bener kata Bang Nanda, dia sumber masalah. Kalo kakak terus bela dia, terus yang bela kita siapa?" Panda menatap Manda dengan sendu, setelah itu memilih untuk membaringkan tubuhnya membelakangi Manda.

Manda kembali menghela nafas, lalu ia memilih untuk bangkit dan berjalan ke luar kamar.

Baru saja beberapa langkah Manda berjalan, langkahnya seketika terhenti saat mendengar ucapan pedas Nanda.

"Gue jadi penasaran apa yang tu anak pelakor kasih ke lo, sampe lo jadi beribu drastis kayak gini."

Mana berbalik menghadap kedua saudaranya yang kini menatap dirinya datar.

"Kamu cukup diam dan liat aja gimana kedepannya. Karna kamu bukan Tuhan yang tau segalanya," ucapnya dan langsung berbalik begitu saja.

Membuka pintu kamar Panda dengan pelan lalu melangkahkan kakinya keluar kamar.

"Oh ya satu lagi, kalau kamu juga tau apa-apa, jangan terlalu banyak omong." Terdapat jeda sesaat, sebelum Manda tersenyum tipis dan melanjutkan kalimatnya. "Karna bisa aja omongan kamu itu, jadi boomerang untuk kamu sendiri."

Manda pun menutup pintu kamar Panda denan kuat hingga menimbulkan suara yang sangat kencang.

Sementara itu, Nanda dan Panda seketika terdiam kikuk di tempat mereka masing-masing. Karena jujur saja, aura yang dikeluarkan oleh Manda sangat jauh berbeda dari sesosok Manda yang mereka kenal.

Mereka saling bertatapan satu sama lain, menatap lawan dengan tatapan yang sulit diartikan.

Sementara itu, kini Manda berada di depan kamar Yasha yang tertutup rapat. Ia masih ragu untuk mengetuk pintu berwarna biru muda di depannya itu.

Setelah menghela nafas pelan, akhirnya Manda pun mengetuk pintu kamar Yasha.

Tok... Tok.. Tok...

"Sebentar."

Mendengar satuan kecil dari dalam, Manda pun tersenyum tipis.

Pintu terbuka, menampilkan Yasha yang yang kini sudah terlihat berbeda dari beberapa saat yang lalu. Kini, Yasha sudah terlihat lebih semangat.

"Ada apa, kak?" tanya Yasha yang bingung dengan kehadiran dari salah satu kakak kembarnya itu.

"Nggak ada, cuma pengen ngobrol aja sama, Yasha." Yasha mengangguk-anggukkan kepalanya dengan pelan mendengar jawaban Manda.

"Eh, masuk dulu, kak. Masa berdiri terus di depan pintu." Yasha membuka lebar pintu kamarnya dan mempersilahkan Manda masuk.

Manda pun berjalan masuk, diikuti dengan Yasha yang sebelum itu menutup pintu terlebih dahulu.

"

Kakak mau ngobrol apa sama, Yasha?" tanya Yasha penasaran.

Manda tak menjawab, ia duduk di meja belajar Yasha dan memperhatikan beberapa buku Yasha yang tersusun rapi.

Yang yang melihat itu tentu saja bingung sendiri, namun ia hanya mengedikkan bahunya acuh dan memilih untuk duduk di ranjang miliknya.

"Yasha mau dengar satu cerita, nggak?" tanya Manda tiba-tiba.

"Cerita? Cerita apa?"

Manda terkekeh kecil, tetapi ia tidak menjawab pertanyaan Yasha. Malah sebaliknya, ia malah kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama.

"Yasha mau dengar satu cerita, nggak?"

Walau masih bingung dengan sikap Manda yang terlihat berbeda, dan juga terkesan seperti lagi ngelantur. Yasha akhirnya memilih untuk menganggukkan kepalanya.

"Boleh, kebetulan Yasha juga lagi bosen."

-t b c-

Maaf gess pendek heheheee

Yasha And His New StoryWhere stories live. Discover now