2.1

2.2K 138 17
                                    

H a p p y 💫 R e a d i n g

Yasha memasuki kamarnya dengan sedikit membanting pintu. Membuang asal tasnya, dan duduk di ranjang sambil melipat kedua tangannya di dada.

Ia badmood, ia kesal, ia marah, dan ia kecewa karena mendengar perkataan Nanda tadi. Apa salahnya jika ia ingin dekat dengan saudaranya sih? Sungguh menyebalkan.

Disaat Yasha yang masih kesal dengan perkataan Nanda tadi, Yasha malah disadarkan dengan satu fakta yang tidak bisa ia ubah. Satu fakta yang menjelaskan mengapa Nanda bersikap seperti itu kepadanya.

Yasha seketika menghela nafas kasar. Merebahkan tubuhnya di ranjang, Yasha menatap langit-langit kamar dengan menerawang.

Seketika sebuah pikiran terlintas dibenaknya. 'Bagaimana jika saat itu Mama dan Papanya tidak bercerai, apakah ia masih bisa bersama dengan Mamanya saat ini? Ah, dia jadi merindukan sang Mama.

"Kira-kira, Mama sekarang gimana ya?" Yasha bertanya dengan pelan.

Tangannya terangkat,  menghalangi cahaya lampu mengenai wajahnya.

"Aku harap Mama baik-baik aja."

Lama ia terdiam, hingga pikiran lain kembali terlintas dibenaknya.  Dengan cepat, Yasha bangkit dari berbaringnya.

"Kemarin Papa bilang kalo Mama ikut pindah rumah? Gimana kalo aku minta Papa aja biar nganter aku ke rumah Mama? Yasha, kamu memang pintar!' pujinya pada dirinya sendiri.

Baru saja Yasha ingin menghampiri sang Papa, ternyata sang Papa lebih dulu datang kepada dirinya.

"Papa!" ucap Yasha semangat.

Agus yang melihat Yasha yang sedang semangat pun tersenyum. Ia duduk di samping sang putra di ranjang milik Yasha.

"Kenapa? Kok adek semangat banget?" tanya Agus penasaran.

"Anterin Yasha ke rumah, Mama dong, Pa! Yasha udah lama nggak ketemu, Mama. Yasha kangen sama, Mama!" jawab Yasha masih dengan semangatnya.

Agus yang mendengar itu terdiam sesaat, sebelum akhirnya ia tersenyum lembut sambil mengelus rambut Yasha.

"Maaf ya, dek. Papa nggak bisa nganter adek sekarang ke Mama. Mungkin minggu depan ya?" Agus berkata dengan lembut agar Yasha dapat mengerti.

Yasha menghela nafas pelan, memayumkan bibirnya cemberut yang langsung dicubit pelan oleh Agus.

"Yaudah deh nggak papa."

Melihat Yasha yang murung, Agus pun memilih untuk mengalihkan pembicaraan.

"Adek betahkan tinggal disini?" tanya Agus.

Yasha terdiam sesaat mendengar pertanyaan Agus. Karena jujur saja, ia kurang nyaman tinggal disini. Apalagi ia seperti disini karena sang Papa yang jarang di rumah.

"Betah kok, Pa. Cuma ya gitu, Yasha ngerasa sepi aja disini."

"Adek sama yang lain akur kan?"

Yasha kembali terdiam, lalu tersenyum dan mengangguk ragu.

"Yasha tadi ada ribut ama, Bang Nanda. Eh nggak bisa dibilang ribut sih. Cuma Bang Nanda nyebelin, dia maeahi Yasha. Yasha sebel."

Yasha And His New StoryHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin