"Zel gue pusing nih harus baca yang mana dulu" ucap Tania sembari melihat lihat buku pelajaran nya yang berjejer rapih di hadapannya.

"Lo kira Lo doang yang pusing? Gue juga pusing kali!" Zela merebahkan tubuhnya di atas kasur, sedangkan Tania ia asik bermain handphone. Dasar dua orang ini bukan nya belajar malah sibuk dengan dunia nya masing masing.

"Zel perpisahan tiga Minggu lagi tapi Ayla belum tau siapa Alisa Maharani" gumam Tania menatap wanita yang sedang berbaring dan bermain handphone.

"Sebenarnya gue juga bingung tapi kalau gue nanya nanti bikin Ayla kepikiran, kasihan dia juga lagi banyak masalah"

"Zel" panggil Tania, tapi Zela hanya berdehem dan tidak mengalihkan pandangan dari handphone nya.

"Berarti Ayla sama Leon udah anu dong" ucap nya tertawa kencang saat mengatakan hal itu. Zela yang sedang rebahan langsung mengubah posisi nya menjadi duduk lalu melempar satu bantal ke tubuh Tania.

"Otak Lo udah fiks ketularan virus nya Dina, mending baca nih semua buku" Zela mengangkat semua buku yang sudah ia tumpuk rapih.

"Helow Zela, gue bukan Ayla yang rajin belajar sampai baca semua buku" jari jari Tania kembali menari di layar handphone nya.

Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam Ayla baru selesai mempelajari pelajaran untuk besok ujian, ia kembali merapihkan buku buku nya. Ayla membuka laptop karena ia penasaran dengan isi chat Leon dan Alice walaupun mungkin itu akan menyakitkan nya tapi tak apa dari pada ia di selimuti rasa penasaran lebih baik melihat. Benar saja saat awal melihat hatinya sudah tergores karena nama kontak Alice di save dengan nama sayang sedangkan nomer kontak nya tidak di save.

Ayla mengelus dada nya karena ini baru permulaan, ia akan lanjut membaca chat mereka berdua. Ia tersenyum melihat chat tersebut, mengapa Leon begitu romantis dengan Alice sedangkan dengan dirinya Leon begitu kasar. Apa ini? Jadi selama ini suami nya sering mengirim uang kepada Alice setiap Minggu. Ayla tidak berani menekan chat yang belum Leon baca karena itu akan membuat curiga tetapi apakah Leon tau bahwa istri nya yang melakukan semua ini.

Rasa penasaran Ayla sudah cukup tetapi kali ini dia akan melihat isi galeri Leon, ia berniat untuk menyimpan beberapa foto suami nya. Ayla tersenyum melihat foto foto Leon saat kecil, itu sangat lucu bagi Ayla. Tidak lupa  untuk menyimpan foto foto tersebut, setelah itu ia beralih ke video mungkin disana ada video yang menggemaskan saat Leon kecil.

"Mabuk terus" gumam Ayla saat menonton video Leon dan teman teman nya sedang mabuk di markas yang kini sudah menjadi abu.

Ayla berteriak saat menonton video yang ada di layar laptop yaitu video Leon menyugar rambutnya, ah sangat tampan. Karena sangat senang ia menyimpan video itu secara terburu-buru dan mengakibatkan memencet salah satu video yang ia tidak tau apa isi nya. Air mata nya menetes saat melihat satu video yang membuat hati nya sangat hancur. Mengapa Leon setega ini pada dirinya, apakah ini yang pertama atau sering? Jadi selama ini Leon sering datang ke apartemen Alice.

"Kenapa harus di video?" Lirih Ayla yang masih menatap layar laptop nya. Video yang Ayla lihat adalah video yang isi di dalam nya rekaman Leon dan Alice sedang berciuman, sungguh menyakitkan. Tapi Ayla juga merasa bersalah karena dirinya melakukan hal yang sama bersama Aldo.

Ayla segera menghapus air mata nya, ia menutup laptopnya lalu berbaring di atas kasur karena tidak mau memikirkan hal itu, kini Ayla hanya ingin memikirkan ujian besok, semoga ia mendapat nilai yang bagus.

"Ada ya orang nongkrong bawa buku sebanyak itu" sindir Farel.

"Apa Lo hah?" Devan yang merasa tersindir langsung menatap kesal ke arah teman nya itu.

"Lo gak belajar bro?" Tangan Rayan menepuk pelan bahu Aldo.

"Aldo sama Leon gak perlu nilai gede untuk kuliah, nilai kecil pun mereka bisa langsung lanjutin perusahaan keluarga mereka. Enak nya terlahir jadi orang kaya" ucap Farel menatap langit yang semakin gelap.

"Lo masih hidup juga harus bersyukur Rel, apa Lo mau ketemu tuhan sekarang? Sekalian masuk neraka jalur VVIP" ejek Dewa.

Mereka semua yang ada disana menertawakan teman nya yang kini wajah nya sudah memerah menahan kesal. Farel mengambil kopi yang ada di hadapannya lalu menenggak nya sampai habis.

"Sialan Lo semua!" kesal Farel.

Pukul sebelas malam mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing masing. Tidak lupa sebelum pulang mereka memberitahu bang Jon.

"Bang Jon kita semua pulang dulu" pamit Farel.

Bang Jon keluar dari warung nya dengan kain lap yang ia pegang di tangan kanan nya "Tumben pulang jam segini"

"Besok ujian bang jadi gue mau belajar dulu" ucap Dewa tetapi malah mendapatkan pukulan kecil dari Farel.

"Gak ada di kamus Lo yang nama nya belajar" ejek lelaki itu.

Mereka semua tidak menghiraukan dua insan yang sedang beradu mulut, mereka memutuskan untuk segera pulang saja karena mereka takut besok akan ke siangan. Sangat tidak lucu bukan awal ujian sudah terlambat datang ke sekolah.



To be continued

Jangan lupa vote dan komen guys

Terimakasih yang sudah vote dan komen ❤️

See you di bab selanjutnya 👋

Kalau ada yang typo tandain ya guys 😁

LOVE LATER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang