24

1.9K 368 19
                                    

Rumah sakit tepian kota di Selat Gibraltar menampakan kekacauan. Raung tangis duka dan kesakitan terdengar jadi satu.

Dari ratusan penumpang, hanya delapan belas yang selamat, selepas pesawat besar itu mendarat secara darurat di hutan penuh dengan pepohonan pinus, beberapa orang terlempar keluar dari jendela dan jatuh menghantam dahan pohon. Sedangkan semua yang terjebak di pesawat, hangus terbakar jadi abu.

Sebuah keajaiban muncul untuk belasan orang selamat tersebut, meski luka yang diderita tak bisa dikatakan ringan sama sekali sebab terjatuh dari ketinggian.

Beruntungnya tanaman lebat ada di hutan itu, sehingga terjatuh tak mengakibatkan kematian.

Kakashi beserta lima anak buahnya berlarian di lorong rumah sakit itu, kantong mayat berserakan di pekarangan rumah sakit persis seperti daun di musim gugur.

"Cari ke semua ruang rawat." Perintah Kakashi, dia mendengar berita kecelakaan pesawat itu tiga hari lalu.

Butuh waktu baginya memesan tiket pesawat menuju Gibraltar. Sebab belum ada informasi terkait nama korban selamat yang disebutkan ada belasan orang. Dia harap diantara belasan orang itu, Naruto salah satunya.

"Tuan, dia di sini." Seorang anak buah Kakashi memanggil dari salah satu lorong, setelah membaca papan nama di depan pintu.

Kakashi berlari ke arah itu dan bergegas menghampiri. "Cari Konan juga." Perintahnya kepada lima anak buahnya tersebut sebelum masuk ke ruang rawat yang nampak sibuk.

"Baik Tuan." Lima pria bertubuh tambun itu kembali berpencar.

Kakashi menarik napas dalam-dalam sebelum menginjakan kakinya ke ruang dengan bebauan obat yang begitu kental tersebut.

Suara tangisan terdengar samar, lebih banyak dari pasien dengan tirai tertutup itu tak sadarkan diri dengan perban di sekujur tubuh.

Totalnya ada enam ranjang dalam satu ruangan. Dia membuka satu persatu tirai tertutup dengan ranjang pasien dan mendapati Naruto terbaring di salah satunya.

"Naruto." Kakashi menatap tak percaya kepada Naruto yang berbaring tak sadarkan diri di atas ranjang pasien. Kepalanya dibalut perban tebal, hidung dan mulutnya terpasang selang pernapasan, pakaian pasien berwarna hijau melekat di tubuhnya, beberapa bagian kaki dan tangan juga dibalut perban, beberpa luka lain di biarkan terbuka meski nampak dalam dan menyakitkan.

Seorang Dokter kebetulan melintas. "Permisi Tuan."

Kakashi terkesiap "bagaimana keadaan pasien ini?" Dia lalu bertanya.

Dokter memeriksa kembali pasien pria berusia tiga puluhan yang tak sadarkan diri tersebut. "Kepalanya terbentur dengan keras, mungkin akan ada kerusakan pada otaknya, kita akan segera tahu begitu dia tersadar nanti."

"Kerusakan otak?" Kakashi memejamkan mata seraya memijat pelipisnya yang terasa sakit.

"Setidaknya dia beruntung karena masih hidup." Ucap Dokter itu sambil menatap prihatin ke luar jendela di mana kantung mayat terus berdatangan.

"Apa aku bisa membawa pasien ini pergi ke rumah sakit lain?" Kakashi lihat rumah sakit ini tak memiliki fasilitas yang cukup baik untuk merawat pasien dengan luka serius.

"Tentu saja, beberapa pasien selamat lain juga sudah dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar." Dokter mengangguk.

"Baiklah." Kakashi mengangguk mengerti, akan dia urus hari ini juga.

"Saya permisi." Dokter itu kemudian berpamitan.

Kakashi kembali menatap Naruto penuh dengan rasa bersalah, tak dia sangka hal semacam ini terjadi di tengah rencana mereka membuka tabir kebenaran.

As You RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang