21

2.4K 428 32
                                    

Para pelayan berdiri di depan kamar utama. Malam ini bulan purnama nampak terang, seolah ingin menyambut kelahiran bayi itu.

"Nyonya Ling belum tiba juga?" Kepala pelayan melangkah keluar dari kamar utama.

"Belum, mungkin sebentar lagi." Pelayan lain berucap khawatir.

"Nyonya akan segera melahirkan, bawakan lebih banyak handuk dan tolong panaskan air." Kepala pelayan menoleh ke arah ranjang besar di tengah ruangan. Nyonya mereka ada di sana, duduk di tepi ranjang sambil mempersiapkan diri.

"Nyonya ingin berbaring sekarang?" Kepala pelayan kembali menghampiri nyonya mudanya dan berucap lembut.

Hinata memejamkan mata seraya mengusap perutnya dengan lembut. "Perutku sakit sekali, Bi." Ucapnya seraya mengerang pelan.

Kepala pelayan mengusap bahu puannya. "Kuatlah, Nyonya." Dia merasa kasihan sebab nyonya mudanya harus melalui malam ini tanpa suaminya.

Hinata mengatur napasnya dengan benar, seperti yang Nyonya Ling ajarkan kepadanya di pemeriksaan terakhir. Dirinya melepaskan kalung yang melingkari lehernya beserta cincin pernikahan milik pria itu.

Kepala pelayan membantu nyonya mudanya mengikat surai indigonya yang indah dan bersiap berbaring untuk menghadapi persalinan.

Hinata meletakan kalung dan cincin pernikahan itu ke dalam sapu tangan yang ada di atas meja kemudian menggenggamnya kuat-kuat di tangan kanan.

Dirinya akan menghadapi malam ini dan membawa bayinya lahir ke dunia, meski tanpa pria itu menemaninya.

...

"Bergegaslah, istriku akan segera melahirkan." Naruto membukakan pintu belakang mobilnya untuk Nyonya Ling.

Nyonya Ling bergegas duduk di kursi belakang. "Perkiraanku sedikit meleset, kukira lusa." Dia memeriksa kembali peralatan di dalam tas yang dia bawa.

"Bulan purnama di akhir musim semi, bukankah sudah tepat?" Naruto bergegas masuk di kursi depan. Dia ingat Dokter di pusat kota mengatakan ini.

"Tidak." Ucap Nyonya Ling seraya menarik napas dalam-dalam dan mempersiapkan diri.

"Cepat jalan." Ucap Naruto kepada supirnya. Dirinya mendapati berita ini dari seorang penjaga sore tadi, bahwa istrinya mungkin akan melahirkan malam ini.

Ya, dirinya belum berangkat ke Osaka, Kakashi menunda perjalanan ke Osaka sementara waktu karena ada hal yang harus diselesaikan. Sedangkan Naruto memilih menetap di pusat kota, hingga dia dapatkan berita persalinan istrinya. Maka dirinya bisa ada di sini.

Sang pengemudi melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sebab ini adalah malam yang sangat penting.

"Nyonya Uzumaki mengatakan kau tidak akan ada di sana pada hari persalinan karena bayinya perempuan?" Nyonya Ling bertanya, mungkin terdengar tidak sopan namun dirinya ingin tahu.

"Tak berada di sisinya, bukan berarti aku tidak ada di sini." Naruto berucap tanpa menoleh.

"Dia sangat ketakutan untuk menghadapi persalinan, sebab dulu ibunya meninggal dunia satu hari setelah melahirkannya, karena pendarahan tak berhenti." Nyonya Ling menatap Tuan Uzumaki. "Aku yang membantu ibunya melahirkan dulu."

Naruto kini menoleh. "Jangan buat kesalahan malam ini." Ucapnya secara serius kepada Nyonya Ling.

"Itu bukan kesalahan, tapi takdir." Nyonya Ling sudah berusaha semaksimal mungkin. "Akan lebih baik jika bisa menemaninya, agar dia bisa merasa lebih tenang."

"Berhentilah memaksa, aku membayarmu bukan untuk itu." Naruto berucap tajam kali ini. Jelas dirinya tidak akan memenuhi permintaan itu. "Bawa bayinya keluar kamar begitu dia dilahirkan, aku ingin melihat anak ku."

As You RememberWhere stories live. Discover now