7

2.4K 420 26
                                    

Hinata rasa suaminya tak sempat melihat Toneri di keramaian tadi. Pria itu menarik tangannya hanya karena dirinya berjalan terlalu jauh di belakang.

Tak ada yang mereka bicarakan di sepanjang perjalanan pulang. Naruto melepaskan genggaman tangannya begitu mereka keluar dari keramaian.

Maka pria itu tak mengatakan apapun sekembalinya di rumah.

Naruto melepaskan coatnya dan meletakannya di tepi ranjang begitu saja. "siapkan air hangat, aku ingin berendam."

Hinata membawa coat milik suaminya ke ruang pemandian.

Wanita itu berdiri di depan bathtub bulat dan menyalakan air. Dia melepaskan coatnya juga kemudian meletakannya di hanger yang ada di sudut ruangan pemandian.

Hanya suara air yang memenuhi keheningan di sana. Hinata sejenak termenung. Toneri ternyata sudah kembali.

Dia dengar berita bahwa putra Otsutsuki itu pergi ke Makau untuk mengurus bisnis, sejak dua tahun lalu mereka tak lagi pernah bertemu. Sejak saat itu juga Ayah mulai berubah, dia tak lagi menemui keluarga Otsutsuki secara formal dan hubungan mereka mulai merenggang pada saat itu.

Jika Toneri datang kemari dan Naruto melihatnya, semua hal mungkin akan jadi rumit. Pria itu nampak tak peduli, namun ucapannya selalu jadi dua kali lebih tajam tiap kali mendengar berita soal masa lalunya bersama Toneri.

Hinata harap Toneri segera mendengar berita pernikahannya dan tak lagi datang ke sini karena lebih dari keinginannya bicara dengan Toneri soal apa saja yang terjadi sejak ayah meninggal dunia, dia lebih takut kepada suaminya.

...

"Jadi Hinata sudah menikah?" Toneri bertanya dengan raut marah pada pelayannya yang dia minta caritahu soal wanita itu.

"Ya, pernikahan itu digelar di kuil di depan rumahnya." Pelayan itu menundukan kepalanya. Sebab dia tahu yang akan dia hadapi adalah kemarahan dari tuannya.

"Hanya semusim setelah kematian ayahnya dan dia menikah?" Toneri lengah, dirinya pergi ke Makau untuk mengurus uang milik keluarganya selepas kematian Hiashi. "Siapa pria sialan itu?" Toneri yakin itu adalah pria yang dia temui di pusat kota Nagoya kemarin. Dia lekas meminta pelayannya mencaritahu setelah kejadian di pusat kota. Padahal dirinya berencana datang di hari ulang tahun wanita itu lusa.

"Tuan Uzumaki, dia adalah pria yang bekerjasama dengan Tuan Hiashi untuk membuka kasino baru di Nagoya." Pelayan itu bertanya banyak hal pada penjaga kuil untuk mencaritahu. "Sepertinya Tuan Hiashi menjodohkan mereka."

"Sial." Geram Toneri dengan kemarahan membuncah. "Harusnya aku yang menikahi putrinya."

Pelayan itu menundukan kepalanya. Dia bahkan tidak berani menatap ujung sepatu tuannya.

Toneri berdiri di taman belakang kediamannya. "Aku akan menemuinya nanti, pergilah ke sana lebih dulu dan berikan ini untuknya." Dia memberikan sebuah kotak berisi hair piece kecil untuk rambut dengan permata indah berwarna putih, pasti akan nampak cantik dikenakan pada surai indigonya. Dia akan berikan ini sebagai hadiah ulang tahun, sengaja dia bawa dari Makau untuk diberikan kepada wanita pujaannya itu.

"Kenapa tak memberinya secara langsung, Tuan?" Pelayan itu bertanya ragu sebab dulu tuannya selalu ingin menemui wanita Hyuuga tersebut secara pribadi.

"Aku ingin dia menunggu kedatanganku, seperti dulu." Toneri berucap sambil tersenyum. "Aku tak perlu menunggu hari Rabu tiba untuk menemuinya sekarang."

"Ah, tapi suaminya mungkin akan ada di rumah." Ucap pelayan itu. Dia juga tidak berani menyampaikan hadiah ini jika Tuan Uzumaki ada di sana sebab dia dengar soal Yakuza yang mati ditembak oleh Tuan Uzumaki di rumahnya.

As You RememberWhere stories live. Discover now