4

2.4K 401 17
                                    

"Otsutsuki?" Naruto menatap Kakashi dengan kening menyerenyit.

"Aku dengar rumor itu dari para penjudi di kapal pesiar." Kakashi telah pergi berlayar selama beberapa minggu. Dia mendengar soal project rahasia Hiashi bersama keluarga bangsawan itu.

Kakashi bertugas mengoperasikan kembali kasino milik Hiashi yang sempat berhenti beroperasi sejak kebangkrutannya. Sedangkan Naruto bertugas melanjutkan pembangunan kasino mereka di Nagoya.

Kemudian hari ini mereka bertemu di Tokyo untuk memberi informasi terbaru terkait pekerjaan masing-masing.

Naruto menenggak anggur di dalam gelasnya, mereka duduk di salah satu bar kenamaan kota Tokyo. "aku tidak pernah mendengar namanya, lagipula kita tak perlu mencaritahu soal itu kan?"

"Kau tidak penasaran dengan alasan Hiashi mengalami kebangkrutan?" Kakashi balas bertanya. Mereka bahkan sama-sama tahu bahwa kebangkrutan Hiashi adalah hal yang nyaris mustahil jika melihat seberapa banyak aset yang dia miliki.

"Tak ada untungnya untuk kuketahui." Ucap Naruto secara acuh.

"Kupikir kau masih ingin mengetahui, kenapa Hiashi menulis skenario serapih ini untukmu dan putrinya." Kakashi pikir ini bukan hanya sekedar dampak surat wasiat saja. Hari demi hari berlalu, semua nampaknya berjalan sesuai dengan keinginan Hiashi, meski pria tua itu tak lagi di sini.

Kasino kapal pesiarnya kembali dibuka, lalu kasino di Nagoya juga nyaris rampung dan yang terpenting dia berhasil menitipkan putrinya kepada Naruto sebagai istri. Wanita itu akan aman apapun yang terjadi. Seacuh apapun Naruto kepada Hinata, wanita itu tetaplah seorang istri baginya.

Naruto menggeleng "aku sudah cukup sibuk dengan urusanku sendiri, apapun alasan Hiashi pada awalnya, aku tidak ingin mengetahuinya sekarang."

"Bagaimana jika ini jadi masalah di kemudian hari?" Kakashi merasakan sebuah firasat buruk. Hiashi menyerah begitu saja dan memilih mati pasti karena suatu alasan.

"Ada apa denganmu, Kakashi?" Naruto bertanya keheranan. "Kau biasanya tidak peduli pada hal-hal yang bukan urusanmu."

Kakashi menenggak anggur di gelasnya. "Tetaplah waspada, aku khawatir Hiashi bukan hanya menitipkan putrinya, namun juga masalah pelik sebelum kematiannya."

"Sial, kau yang memintaku menikahi putri Hiashi, sekarang kau menakuitiku dengan kemungkinan mengerikan itu?" Naruto mengalihkan pandangannya dari Kakashi. Dia tak ingin mengumpat pada seseorang yang sudah dia anggap seperti keluarganya sendiri.

Kakashi tak mengatakan apapun lagi soal Hiashi atau mereka akan terus memperdebatkannya. "Kapan kau kembali ke Nagoya?"

"Hari ini." Jawab Naruto secara singkat. Dia sudah pergi selama tiga minggu untuk mengurus bisnis lain miliknya di Tokyo.

"Istrimu pasti sangat marah karena ditinggalkan sehari setelah menikah." Ucap Kakashi secara prihatin.

"Dia bahkan tak berhak menunjukan raut marahnya di hadapanku barang sedikitpun." Naruto menekankan hal itu.

"Dia wanita, bukan benda mati." Kakashi sekarang bisa mengejek Naruto selepas dia akhirnya benar menikahi putri Hiashi. Hanya mulutnya yang mengatakan hal munafik soal tidak tertarik, nyatanya dia mau menikah setelah sekali bertemu.

...

"Tuan sudah kembali." Berita itu menyebar dengan cepat di dalam mansion bahkan saat mobil sedan hitam itu belum berhenti di pekarangan.

Semua pelayan menyibukan diri, menyiapkan makan malam yang awalnya tak mereka siapkan sebab Nyonya mereka sedang tidak berselera.

Naruto menatap kediamannya dan melangkah masuk tanpa memikirkan apapun. Akhirnya dia kembali, setelah pergi pagi-pagi tiga minggu yang lalu.

As You RememberWhere stories live. Discover now