50. Kisah Cinta Mereka

24 4 0
                                    

"Sebuah kebohongan akan selalu datang untuk menutupi kenyataan yang ada."

🌞🌞🌞

Mentari menyibukkan dirinya di perpustakaan. Mencari banyak buku dan membacanya tanpa henti. Mentari memiliki target hidupnya, dia ingin lebih memikirkan tentang dirinya saja. Begitu banyak hal yang ingin Mentari ingin lakukan.

"Tar, kok lo disini terus sih?" Tanya Afika tidak suka.

"Gue mau belajar, Fik. Gue mau nilai rapot gue naik."

"Buat apa?"

"Biar mama seneng aja! Gue mau mama bisa banggain gue di teman-teman arisannya."

"Pfttt... Tar, Tar! Kenapa harus teman-teman arisan coba? Eh, Tar. Lo mau nonton film ini nggak? Filmnya gila bangus banget, ceritanya tentang cinta diantara dua cowok cakep. Bagus banget tahu!" Afika menunjukkan satu film anime pada Mentari.

"Lo jadi suka anime sekarang?"

"Bagus-bagus tahu ceritanya, gue bisa belajar bahasa Jepang sama Korea. Gue pengen banget suatu hari nanti pergi ke dua negara itu. Apa bisa ya, Tar?"

"Bisa! Kalau lo mau, lo pasti bisa kesana."

"Aamiin dulu aja! Siapa tahu gue bisa ketemu Oppa di Korea atau studio film di Jepang. Gue pengen banget lihat gimana mereka kerja disana. Jadi, pengen kerja disana. Gimana caranya ya?"

"Belajar yang bener terus kuliah disana. Pasti ada jalannya kalau lo mau berusaha."

"Hah... Gue mau minta bantuan Sadam kayak lo ke Bintang. Lo jadi rajin banget setelah kenal sama Bintang. Nggak kayak dulu, males, lemes, nggak ada semangat-semangatnya!"

"Semuanya orang kan bisa berubah, minta bantuan ke Sadam sana."

"Dimana? Dia itu sering ilang-ilangan gue nggak tahu dia pergi kemana pas istirahat. Dia juga nggak kelihatan di kelas atau di kantin. Pokoknya jarang banget! Banget! Gue jadi penasaran!"

"Gue juga nggak lihat dia di perpustakaan! Kemana ya?" Mentari juga tidak melihat keberadaan Sadam di tempat yang biasa dia datangi ini.

Hanya Bintang yang dia lihat disini. Dia dan Bintang memiliki agenda yang sama untuk belajar di perpustakaan. Mencari buku bagus dan mencatat hal-hal yang penting. Mentari ingin belajar les di suatu tempat untuk menambah isi otaknya. Tapi dia terlalu lelah dengan banyak aktivitas di sekolah. Dia juga harus menjaga Raka. Jadi hanya di sekolah waktunya belajar dengan giat. Mentari tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Gue cari deh! Nanti kalau Sadam kesini, hubungin gue!"

"Iya!"

"Gue pergi dulu buat cari Wibu!" Afika berlari secepat kilat meninggalkan Mentari yang tengah mencari buku.

"Hah..." Mentari menggeleng melihat Afika.

Sahabatnya menjadi lebih aneh dari biasanya. Mentari mengambil satu buku dan membacanya di tempatnya semula. Ada banyak buku di mejanya sampai bertumpuk. Seseorang datang dan duduk di dekat Mentari.

"Rajin banget kayaknya!"

"Afika pergi!" Mentari melirik Arez.

"Gue nggak cari dia! Gue cari lo."

"Gue? Kenapa?"

"Kenapa lo masih mau deket sama Bintang? Apa kejadian waktu itu nggak bikin lo berhenti?"

"Berhenti apa maksudnya? Gue nggak ngerti apa yang lo bicarain. Emangnya kenapa kalau gue deket sama Bintang? Bintang lebih baik dari lo."

"Masa? Lo belum tahu aja Bintang itu kayak gimana. Nikmati aja selagi lo belum tahu apa-apa. Gue bilang kayak gini karena gue kasian sama lo. Lo itu cewek baik-baik! Sayang banget sama Bintang." Arez menyentuh dagu Mentari.

Toko Kaca ( END )Where stories live. Discover now