bagian 08 : Rich Aunty

Start from the beginning
                                    

"Nggak mau, panggil Tante yang benar,"

"Tante Luna!"

Luna tersenyum tipis mengambil Arsyi agar duduk di pangkuannya.

"Tante bawa apa?" Tanya Arsyi melihat begitu banyak paper bag yang Fatia dan Luna bawa.

"Bawa mainan. Ini buat Arsyi dan Arsya."

"Bilang apa Arsyi?"

"Maaci ante!" Ucap Arsyi mencium pipi Fatia dan Luna secara bergantian.

Arsyi lalu mengelap bibirnya karena merasa pahit di bibirnya.

"Ihh, Napa paiit!?" Ucap Arsyi dengan wajah masamnya.

"Ya makanya kalo cium jangan kayak mau makan pipi orang," ucap Luna menyentil kening Arsyi.

"Buat aku mana?" Tanya Aisyah.

"Nggak ada, Kamu udah besar!" Ucap Fatia.

"Yaaa.."

"Umi!" Arsya pun datang menghampiri semuanya.

"Masya Allah, gantengnya!" Ucap Fatia dan Luna takjub dengan paras dari Arsya.

"Kamu buat nya malam apa sih, Syah. Kok bisa ganteng gitu!?" Tanya Luna.

"Malam Jum'at Kliwon," ujar Aisyah asal.

"Sini ganteng, sama tante Fatia," pupil mata Fatia sampai berbinar melihat Arsya melangkah ke arahnya.

"Assalamualaikum, Tante," sapa Arsya menyalim tangan Luna dan Fatia.

"Udah ganteng, kalem lagi," puji Luna. Bahkan Arsyi sampai di geser posisi nya.

"Ganteng banget," puji Fatia dan Luna tak henti-hentinya.

"Bilang Masya Allah," tegur Aisyah takutnya anaknya itu kena penyakit Ain, bahaya banget itu.

"Masyaallah, anaknya Gus Ilham!"

Arsya mengerjapkan matanya polos, ia bahkan sampai menoleh ke Umi nya meminta penjelasan atas banyak ucapan dari para sahabat umi nya.

"Udah bilang makasih aja," ucap Aisyah mengusap kepala putranya.

"Syukron, ante!" Ucap Arsya.

"Jazakumullah khair, Ganteng,"

"Nah, Tante bawa banyak mainan untuk Arsya!" ucap Luna.

"Ihh itu punya Aci!" Protes Arsyi, pasalnya mainan yang diberikan kepadanya tadi diberi kembali pada Arsya.

"Iya main sama-sama," ucap Aisyah merelai agar tidak terjadi pertengkaran.

"Nda mau umi!"

"Heh! Nih bocah ngegas terus," ujar Fatia.

Mata Arsyi berkaca-kaca. Dirinya dicampakkan. "Huaah! Nda ada yang cayang Aci!"

"Lah, nangis nih bocah," ujar Luna tertawa.

Aisyah menghela nafas, ia mengambil putri nya agar duduk di pangkuannya "Biasalah, cengeng."

"Eh, Arsya mau kemana?" Tanya Fatia saat anak Aisyah itu berlari keluar.

"Oyen kabul umi!"

Melihat kembarannya berlari keluar, jiwa ingin bebas Arsyi menggejala. "Aca! Tungguin Aci!" Arsyi segera berlari menghampiri kembarnya.

"Jangan jauh-jauh ya, mainnya!" Peringat Aisyah.

"Otee umi!"

"Nggak kerasa udah pada besar mereka," ucap Fatia.

Aisyah Aqilah || TERBITWhere stories live. Discover now