28: Rekonsiliasi

59 12 1
                                    




































Trigger Warning:

This chapter containes sensitive issues such as cursing and violence.

Jadilah pembaca yang bijak.







































≈≈≈

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

≈≈≈

Agaknya Joice dan Artha sama-sama menyesali apa yang terjadi di kantin tadi pagi, pasalnya mereka dipanggil ke kantor ruang konseling sepulang sekolah karena itu.

Rasanya begitu canggung ketika mereka didudukkan bersebelahan setelah apa yang terjadi. Keduanya sama-sama diam dan menghindari kontak mata. Mereka hanya mau menjawab ketika pertanyaan demi pertanyaan terus mengalir dari mulut guru BK, itu pun mereka lakukan agar bisa cepat pulang.

"Saya tahu, kalian berdua akhir-akhir ini memang memiliki masalah berat. Tapi saya mohon, demi reputasi-"

Artha dan Joice seketika menatap guru itu dengan tatapan tidak percaya, membuat pria yang usianya sudah hampir kepala empat itu tertegun.

"Ma-maksud saya, demi kenyamanan kerja dan kegiatan belajar teman-teman kalian, tolong jangan membuat masalah ini semakin besar." Pria itu bangkit dari duduknya. "Lagi pula, kejadian tadi itu seharusnya menjadi masalah personal. Lebih baik kalau teman-teman kalian tidak tahu. Sekarang, rahasia-rahasia pribadi kalian jadi lebih banyak yang kesebar, kan?"

Joice melirik Artha. "Nggak apa-apa, Pak. Udah terlanjur juga!" katanya dengan nada malas.

"Baik, Pak." Artha menjawab singkat.

"Sekarang kalian jabat tangan dulu, baru saya perbolehkan pulang."

Keduanya menghela napas dengan malas. "Maaf," kata Joice sembari mengulurkan tangannya terlebih dahulu.

"Sama," jawab Artha.

Mereka akhirnya berjabat tangan—dengan tak ikhlas, sembari merotasikan bola mata, dan tanpa menatap wajah satu sama lain. Anehnya, mereka dibiarkan pergi begitu saja. Ya, permintaan maaf itu sepertinya hanya formalitas belaka.

Joice keluar dari ruangan mendahului Artha. Ia merasa tidak enak pada Arsel karena membuatnya menunggu agar bisa pulang bersama. Di sisi lain, Artha juga merasa sungkan pada Keanu karena alasan yang sama. Namun keduanya malah kebingungan setelah keluar dari ruangan itu.

"Lah, Arsel mana?"

"Keanu mana?"

Kata mereka berdua di waktu yang bersamaan, dan itu membuat keadaan semakin canggung saja. Sampai akhirnya Joice memutuskan untuk membuka ponselnya dan menanyakan keberadaan Arsel.

Laut di Utara: The Northern SeaWhere stories live. Discover now