02: Sesuatu yang Janggal

332 43 43
                                    




























Trigger Warning:

This chapter containes sensitive issues such as cursing, bullying, depression, and traumatic disorder.

Jadilah pembaca yang bijak.
























≈≈≈

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

≈≈≈

Setengah sepuluh, waktunya untuk jam istirahat pertama di sekolah Joice.

"By the way, kamu ikut ekskul apa?" tanya Arsel padanya ketika mereka sedang berjalan ke kantin waktu itu.

Joice mengendikkan bahu. "Aku aja masuk sini dadakan banget," katanya.

"Jadi kamu gak tau kalo kamu bakal masuk sini?" tanya Arsel.

Joice mengangguk. "Baru sampe Malang, tiba-tiba Papa bilang kalo aku bakal masuk sekolah mulai Senin," jawabnya.

"Ah... I see. Kira-kira kamu mau ikut ekskul apa?" tanya Arsel. "Mau ikut ekskul band gak?"

"Band?"

Arsel mengangguk. "Aku ketuanya," katanya.

"Tapi, aku cuma bisa main musik dikit-dikit," jawab Joice.

"Kamu bisa nyanyi, kan?"

Joice tampak berpikir. "Aku gak yakin," jawabnya.

"Kenapa?" tanya sahabatnya itu. "Tertarik sama ekskul lain?"

Joice menggelengkan kepala. "Papa keknya gak akan setuju kalo aku main musik," ucapnya.

Arsel menautkan alisnya.

"Kata Papa nanti aku jadi gak fokus belajar." Joice mengingat apa yang ayahnya ucapkan kemarin. "Katanya nanti aku jadi kek Kakak."

Arsel membulatkan matanya. "Kak Aksa maksudnya?" tanya Arsel, menyebut nama kakak Joice.

Gadis itu mengangguk.

"Well, that's kinda... dark." Arsel hampir kehabisan kata-kata.

"Emangnya kenapa kalo aku jadi kek Kak Aksa?" tanya Joice. "Kak Aksa bukan orang jahat, kan?"

"Hmm... iya sih. But, keknya bukan itu deh maksud papa kamu," jawab Arsel.

Joice menautkan alisnya. "Terus?" tanyanya.

"Really? Kamu beneran gak paham?" balas Arsel. "Maaf nih, gak bermaksud menyinggung. Tapi, kamu tau 'kan, Kak Aksa kenapa?" kata Arsel.

Joice terdiam seketika, ia tertegun. "Ah... jadi itu maksudnya. Otakku aja yang lemot berarti."

Laut di Utara: The Northern SeaWhere stories live. Discover now