03: Error 429!

237 36 32
                                    



























Trigger Warning:

This chapter contains sensitive issues such as cursing, domestic violence, bullying, and depression.

Jadilah pembaca yang bijak.




















≈≈≈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≈≈≈

Sore itu matahari terbenam dengan indahnya di cakrawala. Langit tampak cantik dengan warna jingganya.

Joice dan teman-temannya langsung pulang tak lama setelah kejadian membingungkan dengan Biru di café tadi. Jujur, hal itu adalah hal teraneh yang Joice alami hari ini, atau selama hidupnya.

Ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, namun yang pasti Joice tak akan pernah melupakan kejadian hari itu.

"Rumahmu yang mana, Jo?" tanya pemuda itu ketika mereka memasuki sebuah area perumahan di daerah Sawojajar.

"Masuk aja terus sampe agak pojok, nanti ada rumah tembok coklat," kata Joice.

"Pagarnya warna apa?" tanya Artha.

"Putih," jawab Joice.

Iya, sore itu Joice pulang diantar Artha, sementara Arsel diantar Keanu.

Lalu bagaimana dengan Biru?

Tentu saja ia masih di café. Ia harus tetap bekerja hingga jam kerjanya selesai-walau ia terpaksa harus diistirahatkan dahulu sampai agak tenang.

"Yang ini?" tanya Artha ketika sampai di depan rumah gadis itu.

"Iya, bener!" jawabnya.

Seperti yang biasa Joice lihat, mobil ayahnya belum terlihat, artinya pria itu belum pulang.
"Makasih!" katanya saat turun dari motor pemuda itu. "Maaf jadi ngerepotin."

"Enggak kok, santai aja!" kata Artha.

"Hmm... oke. Kalo gitu, hati-hati di jalan!" kata Joice sebelum pemuda itu pergi dengan motornya.

"Siap!"

Seketika hening setelah Artha pergi. Tidak ada siapa pun yang menyapanya ketika ia membuka pintu, kecuali anjing kecilnya itu tentu saja.

"Joice pulang!"

Gadis itu merebahkan tubuhnya di kasur, segera setelah ia mengganti pakaiannya. Hari ini ia tidak ada tugas, jadi ia bisa bersantai sepuasnya.

Tapi jujur saja, ia merasa bosan dan kesepian.

Sepertinya ibunya tidak di rumah karena sudah menemukan teman baru di kota ini, dan ayahnya pasti masih sibuk dengan pekerjaannya yang sangat penting itu sekarang.

Laut di Utara: The Northern SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang