20: Rumah Duka

110 20 6
                                    





























Trigger Warning:

This story contains sensitive content such as death, bullying, and murder.

Jadilah pembaca yang bijak.




























≈≈≈

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

≈≈≈

Sore itu langit mulai cerah. Matahari yang mulai tenggelam di cakrawala mewarnai langit jadi senja. Suasana tempat tinggal Artha ramai karena banyak orang yang datang setelah upacara pemakaman selesai.

Biasa, mereka hanya datang untuk memberi penghiburan dan menemani keluarga yang kehilangan saja.

"Turut berduka, ya, Tha," ucap Arsel.

"Dia anak yang baik, dia pasti bahagia di sana," timpal Joice.

Arsel mengalihkan pandangannya pada Biru. Katanya, "Kak Biru, yang sabar, ya?"

"Makasih," kata Biru sembari menepuk bahu Arsel.

Joice, Arsel, dan Dela datang dengan keluarga mereka masing-masing, kecuali Joice tentunya. Sementara itu Artha, Keanu, Biru, dan Ibu kini sibuk berbincang dengan tamu dan keluarga jauh mereka.

Selain itu, beberapa guru dan staf sekolah juga datang berbela sungkawa. Anehnya, kepala sekolah mereka malah tak terlihat batang hidungnya. Sesibuk apa sih orang itu?Muridnya meninggal karena kejadian di sekolahnya loh, batin Joice.

Gadis itu menghela napasnya, lalu mengalihkan perhatiannya ke Arsel dan Dela. Kedua temannya itu terlihat lesu, terutama Dela yang paling dekat dengan Juna.

"Are you okay?" tanya Arsel.

Gadis itu hanya mengangguk singkat.

"Kamu ya-"

Ucapan Arsel terpotong saat netranya dan Joice menangkap suatu pemandangan yang tak biasa.

"Ini mataku gak salah lihat, kan?" tanya Arsel.

"Karin sama temen-temennya... ngapain ke sini?" tanya Joice tak percaya. "Mahesa juga, ngapain?"

Ketiga gadis itu mendekati mereka dengan langkah agak cepat.

"Kalian ngapain ke sini?" tanya Arsel. Jujur, ia masih benci dengan anak-anak itu.

"Mau ketemu Artha sekeluarga lah. Mau ngapain lagi?" jawab Karin.

"Tumben? Sejak kapan kamu deket sama mereka?" tanya Arsel dengan wajah judesnya.

"Emang nggak boleh, ya?" tanya Karin. "Aku mau minta maaf ke mereka sekeluarga juga, Sel. Soalnya aku tau aku punya banyak salah ke mereka."

Laut di Utara: The Northern SeaWhere stories live. Discover now