35: Epilogue

185 13 0
                                    

































































If you were given a second chance, what would you do?




































If you were given a second chance, what would you do?

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

≈≈≈

W

aktu itu, sekitar pertengahan tahun 2020, angin sejuk dan matahari yang mulai tenggelam membuat hawa terasa sempurna di kulitnya. Langit jingganya juga terlihat sangat indah, sayang sekali pemuda itu tak dapat melihatnya. Dengan musik yang ia putar keras-keras di telinganya, ia bertanya-tanya dalam hati. Bagaimana kabar teman-temannya yang sudah ia tinggalkan itu? Ia harap mereka baik-baik saja. Ia harap mereka bahagia.

Ia harap mereka tidak menjadi sepertinya.

Dalam benaknya, pemuda itu masih menyalahkan diri sendiri atas apa yang telah terjadi. Ia pantas mendapatkan semua ini, begitulah pikirnya. Lalu air mata kembali menetes dari kedua bola mata yang tak lagi dapat melihat itu. Ya, begitulah, sejak ia kehilangan pengelihatannya, pemuda itu jadi makin sering menangis.

"Kenapa lagi?" tanya seorang pemuda yang duduk di sampingnya.

Pemuda itu menggeleng, lalu bertanya, "Apa gue bener-bener pantes buat dapet kesempatan kedua, Ka?"

Temannya itu terdiam sebentar. "Semua orang itu pantas dapat kesempatan kedua," katanya.

"Then, why do I have to live like this?" tanyanya.

Temannya itu tak menjawab, namun dalam hatinya ia tak bisa berbohong. Ya, mungkin itu hukuman dari Tuhan.

"Azka?" panggil pemuda itu. "Lo masih di sini, kan? Kok diem?"

"Aku nggak tau harus jawab apa," jawabnya.

Pemuda itu menunduk. Ia merasa kecewa, entah ia mengharapkan jawaban apa dari temannya, tapi ia ingin mendengar sesuatu yang setidaknya bisa menenangkan hatinya meski hanya sedikit. "Gue mau pulang," katanya.

"Bentar." Azka mencegah pemuda itu berdiri.

"Kenapa?" tanyanya.

"Ada orang yang mau ketemu sama kamu," katanya.

Pemuda itu menautkan alis. "Siapa?" tanyanya.

Lalu dari telinga pemuda buta itu terdengar seorang gadis memanggil namanya, "Hai, Allen! Apa kabar?"













































[Sampai bertemu di Haluan Timur]

























































*
A/N:

Hai semuanya! Terima kasih karena udah sempetin waktu kalian untuk baca cerita ini! Terima kasih atas perjalanan panjangnya mulai dari 2021, sampai sekarang tiba-tiba udah 2023 aja. Sebenernya aku ada hal lain yang Mau aku ucapin ke kalian, but until then, cerita ini jangan dikeluarin dari library dulu ya ;) see you when i see you🧡 -Lix

Laut di Utara: The Northern SeaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt