GENTHA | Keajaiban?

15.2K 1.2K 1.1K
                                    

Thara berdecak kesal, ia sudah sangat lelah. Sebab, sedari tadi Thara sudah berkali-kali bolak-balik ke kamar mandi. Dan sekarang rasanya tubuhnya sangat lemas, wajahnya pucat, kepalanya pusing, serta perutnya ingin memuntahkan sesuatu, namun hanya cairan bening yang keluar.

Kini lagi dan lagi, Thara kembali berlari menuju kamar mandi sembari membekap mulutnya. Ia dengan sekuat tenaga memuntahkan isi perutnya, namun hasilnya lagi-lagi nihil.

Thara bahkan hampir menangis karena sudah sangat lelah. Ia pun kembali ke tempat tidurnya.

Tubuh Thara lemas di atas ranjang. "Gue kenapa, ya? apa gue sakit?" gumamnya sembari memijat kepalanya sendiri.

"Gue ke rumah sakit aja kali, ya?" ucap Thara, bermonolog sendiri. Ia lalu turun dari tempat tidurnya dan meraih tas selempang, kunci mobil, serta ponselnya. Ia keluar dari kamar, lalu menuruni anak tangga.

Di bawah tidak ada siapapun, sepertinya Chitto dan Gilbert sedang keluar. Namun, Thara tak memikirkan hal itu. Ia segera keluar dari mansion, dan berjalan menuju garasi untuk mengambil mobilnya.

Membutuhkan waktu lumayan lama untuk sampai ke rumah sakit, karena jarak mansion ke rumah sakit cukup jauh. Setelah menempuh perjalanan selama hampir 35 menit, akhirnya mobil Thara telah sampai di depan rumah sakit, dan langsung memasuki area parkir.

Setelah mengambil kunci mobil dan juga tas selempangnya, Thara keluar dari mobilnya. Ia lalu segera memasuki rumah sakit.

"Saya sakit apa, ya, dok? saya dari tadi pagi mual-mual terus, kepala saya juga pusing," tanya Thara setelah dokter Vanya selesai memeriksanya.

Dokter Vanya tersenyum tipis. "Kamu positif hamil."

"What?!" raut wajah Thara terlihat bingung. "There's no way I'm pregnant. Waktu itu dokter sendiri yang bilang kalo saya menderita penyakit kanker rahim," Thara lantas tertawa.

"Mungkin ini adalah sebuah keajaiban dari tuhan. Rahim kamu memang harus segera di angkat. Tapi setelah saya periksa, kamu positif hamil. Saya pernah bilang kalo kecil kemungkinan kamu bisa hamil. Sepertinya tuhan tidak mengizinkan kamu untuk melakukan operasi pengangkatan rahim, makanya tuhan memberikan malaikat kecil di rahim kamu. Jadi, kamu tidak perlu melakukan operasi tersebut," jelas dokter Vanya, lalu tersenyum. "Tuhan sedang baik sama kamu."

Thara menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang di katakan oleh dokter Vanya.

"Jaga baik-baik kandungan kamu, karena kandungan kamu saat ini sangat lemah. Kanker masih kamu alami. Hamil di saat sedang mempunyai penyakit kanker, akan terjadi keguguran kapan saja. Bahkan nyawa kamu juga bisa terancam. Kandungan kamu akan baik-baik saja, jika kamu menjaganya dengan baik. Jadi, saya harap, kamu bisa menjaga kesehatan kamu dengan baik dan jangan banyak pikiran."

"Mengingat kamu masih menderita kanker rahim, kamu harus sering-sering kontrol ke sini. Jadi, saya bisa terus memantau bagaimana kondisi janin dan penyakitnya."

Thara menggigit bibir bawahnya, kedua tangannya bergerak mengelus perutnya yang masih rata, ia menatap perutnya dengan perasaan campur aduk. Bagaimana ia bisa hamil di saat dirinya sudah tidak bersuami lagi?

Beberapa detik kemudian, Thara baru ingat bahwa sebelum ia bercerai dengan Gendra, keduanya memang sempat melakukan hubungan intim. Mungkin karena itulah Thara sekarang bisa hamil. Namun yang membuatnya tak menyangka adalah, bagaimana bisa dirinya hamil di saat sudah mempunyai niat untuk melakukan operasi pengangkatan rahim? Thara benar-benar tidak mengerti dengan skenario tuhan.

Di sepanjang koridor rumah sakit, Thara berjalan dengan tatapan kosong. Pikirannya sekarang tengah berkecamuk, memikirkan bagaimana nasibnya ketika semua orang sudah mengetahui bahwa dirinya sedang hamil setelah melakukan perceraian.

GENTHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang